PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca belum lama ini menyoroti viralnya aksi smackdown yang dilakukan aparat terhadap salah satu mahasiswa peserta demonstrasi di Tangerang.
Dengan terjadinya aksi represif tersebut, Cipta Panca lantas meminta agar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tangerang dicopot dari jabatannya.
Selain itu, Cipta Panca juga heran dengan sikap aparat yang seolah takut ketika menghadapi massa demonstrasi.
Baca Juga: Anang Hermansyah dan Delon Bahas Soal Kutukan Indonesian Idol, dari Judika hingga Tiara Andini
"Ini Kapolresnya harus dicopot juga nih. Heran polisi sekarang seperti ketakutan setiap menghadapi aksi massa demo," kata Cipta Panca seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @panca66 pada Kamis, 14 Oktober 2021.
Padahal menurutnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat telah dilindungi oleh konstitusi.
Dengan demikian, masyarakat termasuk mahasiswa boleh dan sah melakukan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi.
Dia pun penasaran dan menanyakan sikap aparat yang seperti takut menghadapi massa demonstrasi, seperti salah satunya dalam video aparat yang membanting mahasiswa di Tangerang.
Baca Juga: 5 Cara untuk Cairkan Insentif Kartu Prakerja, Salah Satunya Beli dan Selesaikan Pelatihan Pertama
"Padahal demo itu dilindungi konstitusi. Sah dan dibolehkan. Kenapa polisi seperti ketakutan ya menghadapi aksi demo? @DivHumas_Polri," ucapnya menambahkan.
Seperti diketahui sebelumnya, video yang menampilkan suasana ricuh aksi demonstrasi mahasiswa di Tangerang tersebar luas di media sosial.
Dalam video tersebut, sejumlah aparat tengah mengamankan situasi ricuh dan salah satu aparat tampak membanting tubuh mahasiswa ke lantai.
Baca Juga: Fedi Nuril Akui Kaget Saat sang Istri Hamil Lagi: Ternyata Alat Kontrasepsi Gak Semuanya Efektif
Aksi smackdown yang dilakukan aparat itu terlihat begitu keras sehingga mengakibatkan mahasiswa tersebut mengalami kejang-kejang.
Situasi itu akhirnya membuat peserta demonstrasi lainnya dan beberapa polisi mengerumuni mahasiswa yang terbanting ke lantai.
Sementara itu, aparat yang membanting korban terlihat hilang sesaat setelah orang-orang berkumpul untuk melihat kondisi tubuh mahasiswa tersebut.***