"Itu selalu mengatakan hal yang baik saja. Coba dengarkan perspektif-perspektif orang yang tidak punya kepentingan. Mungkin ya kalau yang mengatakan Refly Harun, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, akan dianggap subjektif, sakit hati karena tidak dapat jabatan. Allahuakbar ya, in sha Allah tidak semudah dan serendah itu," katanya menerangkan.
Baca Juga: Maverick Vinales Siap Comeback di MotoGP Emilia Romagna Usai Masa Berkabung Berakhir
Oleh karena itu, Refly Harun menyarankan agar publik mendengarkan penilaian dari mahasiswa tentang pemerintah.
Menurutnya, kata-kata mahasiswa yang tidak dibayar jauh lebih murni sehingga bisa menciptakan penilaian yang objektif tentang Pemerintahan Jokowi.
"Coba dengarkanlah kata-kata mahasiswa yang jauh lebih murni. Mahasiswa yang tidak dibayar loh ya, bukan mahasiswa yang dibagikan jaket mahasiswa lalu dibayar sebagai demo tandingan, mahasiswa yang genuine. Organisasi-organisasi kampus yang resmi, seperti BEM yang memang resmi dan dipilih oleh masyarakat kampusnya," ujarnya.
"Dengarkanlah mereka, bantahlah apa yang tidak benar dari mereka. Dari situ kita akan lihat objektivitas. Jadi jangan hanya mengukur kemajuan Indonesia dari panjangnya jalan tol, kemudian dari berapa jumlah pelabuhan, berapa jumlah lapangan udara," kata Refly Harun.
Diberitakan sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI menggelar aksi demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, BEM SI mengatakan Indonesia mengalami kemunduran selama 7 tahun masa kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Leader UN1TY Akui Pernah Tak Masuk Sekolah Berbulan-bulan: Jangan Ditiru Ya, Bukan Suatu Kebanggaan