Erick Thohir Ungkap Jika Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Berhenti, Said Didu: Jika Diteruskan, Jadi Museum

- 15 November 2021, 07:26 WIB
Muhammad Said Didu turut tanggapi soal proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Muhammad Said Didu turut tanggapi soal proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. /Dewanti Lestari/Antara

PR DEPOK - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menuai kontroversi. Pasalnya proyek tersebut mendapatkan kucuran dana dari APBN.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa proyek tersebut kini sudah dikerjakan 60 persen lebih, dan masih butuh waktu.

"Cuma kereta cepat ini enggak mungkin (mekanisme) pasar. Karena ini masih butuh waktu. Ini waktu saya masuk sudah 60 persen lebih," kata Erick Thohir.

Baca Juga: Perjuangan Irfan Hakim jadi MC Pernikahan Ria Ricis, dari Mobil Mogok hingga Telat Sampai Acara

Ia mengungkap jika proyek tersebut diberhentikan, uangnya sudah terpakai dan semuanya akan menjadi besi tua.

"Masa' harus berhenti? Ya berarti kalau kita berhenti, uangnya sudah terbakar, semuanya jadi besi tua," kata Erick Thohir, dalam program Kick Andy, Minggu, 14 November 2021.

Adapun kontroversi Kereta Cepat Jakarta Bandung ini turut ditanggapi oleh mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.

Baca Juga: Larissa Chou Ungkap Penyebab Perseturuannya dengan Henny Rahman: Aku Hanya Meminta Dia Untuk...

Menurutnya, jika proyek tersebut dilanjutkan, maka akan menjadi museum kereta api cepat dan tercepat.

"Kalau diteruskan akan jadi museum kereta api cepat dan tercepat," kata Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @msaid_didu.

Cuitan Said Didu.
Cuitan Said Didu. Twitter @msaid_didu.

Diketahui, dana sebesar Rp4,3 triliun rencananya akan dikucurkan untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Baca Juga: MBC Bantah Adele akan Tampil di Acara Show! Music Core

Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani menyampaikan bahwa suntikan dana itu sebagai kebutuhan pemenuhan ekuitas dasar atau base equity.

Sri Mulyani menyampaikannya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, pada Senin, 8 November 2021.

"Proyek ini yang tadinya bersifat business to business (B2B) dan seharusnya kewajibannya dipenuhi BUMN, namun karena KAI terdampak Covid-19 dan mengalami penurunan penumpang maka kemampuan BUMN dalam menyediakan ekuitas awal tidak bisa terpenuhi," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Ini Rincian Komponen yang Didapat Penerima Bansos Non tunai, Cek Bansosmu Sekarang!

Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan bahwa dana tersebut akan berasal dari saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2021 yang senilai Rp20,1 triliun.

Meski begitu, ia mengungkap bahwa dana tersebut belum disuntikkan kepada PT KAI, mengingat masih adanya negosiasi Kementerian BUMN bersama konsorsium KCJB mengenai penyelesaian proyek tersebut.***

Editor: Erta Darwati

Sumber: Twitter @msaid_didu Antara Kick Andy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah