“Makanya berbagai postingan tidak hanya semata utk viral, tp lebih ke edukasi politik. Pak @jokowi bisa jd guru bangsa jika sering tampil dan isinya adalah membawa nilai & pengetahuan. Publik pasti masih mengingat janji pak Jokowi saat kampanye, ‘Saya kangen didemo’,” terangnya.
Mardani Ali kemudian menegaskan bahwa kritik melalui media sosial merupakan demo selama berdasarkan fakta dan data, bukan hanya emosional.
“Kritik via sosmed adalah bentuk demo selama berdasarkan fakta dan data, bukan emosional saja. Pemerintah semestinya bisa menjadi pengayom siapapun; pendukung dan kontra pemerintah,” kata dia.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Garis Tangan Anda Ungkap Banyak Hal tentang Hidup, Salah Satunya Romantis
Terakhir, Mardani Ali menyatakan bahwa masyarakat tidak bisa menjadikan sosmed sebagai sesuatu yang bernilai jika elite tidak memberikan contoh.
“Dan sayangnya dibyk kesempatan, diskursus ttg nilai & pengetahuan ini tdk berkembang. Yg ada adlh bagaimana jaketnya, motornya akhirnya kualitas kt terdegradasi diskusinya. Krn itu kt tdk bs mengajak masyarakat utk menjadikan sosmed sesuatu yg bernilai kalau kt tdk memberi contoh,” pungkasnya.***