Kata Mardani Ali Soal Media Sosial: Bisa untuk Kebaikan Juga Keburukan

- 21 Desember 2021, 19:53 WIB
Mardani Ali Sera ungkap pandangannya soal media sosial.
Mardani Ali Sera ungkap pandangannya soal media sosial. /Twitter.com/@MardaniAliSera./

PR DEPOK – Belum lama ini politisi PKS Mardani Ali Sera memberikan pandangannya mengenai media sosial saat ini.

Mardani Ali menyebut bahwa media sosial hanya sebuah alat yang bisa dibawa untuk kebaikan dan keburukan.

Hal itu diungkapkan Mardani Ali melalui cuitan di media sosial Twitter-nya @MardaniAliSera.

Baca Juga: Kata-kata Bijak Anne Frank tentang Kehidupan, Cocok untuk Membangkitkan Pikiran Positif

Bismillah, media sosial hanya alat. Dia bisa dibawa untuk kebaikan, bisa juga untuk keburukan,” kata Mardani Ali dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Lebih lanjut dalam konteks demokrasi, Mardani Ali mengatakan jika literasi dan edukasi baik serta regulasi juga proporsional maka media sosial bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas demokrasi.

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

“Dalam konteks demokrasi, jika literasi & edukasi baik, regulasi nya jg proporsional, maka media sosial bisa meningkatkan kualitas demokrasi,” tuturnya.

Baca Juga: Ilmuwan Inggris Ungkap Fakta Mengejutkan Penularan Varian Omicron

Namun kini media sosial disebut Mardani Ali menjadi tempat ‘perang’ mengenai informasi yang tidak valid, tidak berbasis data.

Tp saat ini, ketika buzzer2 diproduksi bahkan dibiayai, maka sosmed jd tmpt ‘perang’. Perang informasi yg tdk valid, yg tdk berbasis data tp pakai emosi,” katanya.

Mardani Ali juga menyayangkan regulasi UU ITE yang justru menyasar lebih banyak pada mereka yang kritis dan oposisi.

 

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

Dan sayangnya, regulasi dgn UU ITE justru lbh byk menyasar mereka kritis & oposisi. Sehingga sebagian dianggap ‘tdk tersentuh’,” jelasnya.

Akademisi Universitas Mercu Buana ini kemudian menyebut bahwa pada akhirnya terjadi perang dingin dan tersembunyi antara 2 kubu.

Padahal jika regulasi berjalan baik dan penegakan hukumnya jujur, adil, dan transparan, media sosial disebut Mardani Ali bisa meningkatkan kualitas demokrasi.

Baca Juga: Kasus Probable Varian Omicron Bertambah Jadi 11 Orang, Kemenkes Beberkan asal Mula Virusnya

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

Pada akhirnya terjadi perang dingin & tersembunyi antara 2 kubu. Padahal jika regulasi nya baik, penegakan hukum nya jujur, adil & transparan, media sosial bisa jadi alat meningkatkan kualitas demokrasi kita,” ungkapnya.

Namun Mardani Ali menyebut masih ada harapan agar demokrasi Indonesia bisa kembali hidup dan meningkat kualitasnya dengan menggunakan media sosial.

Caranya, kata Mardani Ali cukup sederhana dengan elite harus memberikan contoh.

Baca Juga: 10 Contoh Ucapan Selamat Hari Ibu dalam Bahasa Inggris dan Artinya, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

Adakah harapan untuk demokrasi Indonesia bisa kembali hidup & meningkat kualitasnya dengan pemanfaatan media sosial? Cara nya sederhana, elite harus memberi contoh. Sosial media yg bertanggung jawab, yg berbasis nilai dan berbasis pengetahuan,” tuturnya.

Maka dari itu berbagai unggahan yang ada di media sosial bukan semata untuk viral tetapi lebih ke edukasi politik.

Presiden Jokowi disebut Mardani Ali bisa menjadi guru bangsa jika sering tampil dan membawa nilai dan pengetahuan.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, ini Saran dr.Tirta bagi Anda yang Baru Mulai Berolahraga

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

Makanya berbagai postingan tidak hanya semata utk viral, tp lebih ke edukasi politik. Pak @jokowi bisa jd guru bangsa jika sering tampil dan isinya adalah membawa nilai & pengetahuan. Publik pasti masih mengingat janji pak Jokowi saat kampanye, ‘Saya kangen didemo’,” terangnya.

Mardani Ali kemudian menegaskan bahwa kritik melalui media sosial merupakan demo selama berdasarkan fakta dan data, bukan hanya emosional.

Kritik via sosmed adalah bentuk demo selama berdasarkan fakta dan data, bukan emosional saja. Pemerintah semestinya bisa menjadi pengayom siapapun; pendukung dan kontra pemerintah,” kata dia.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Garis Tangan Anda Ungkap Banyak Hal tentang Hidup, Salah Satunya Romantis

Terakhir, Mardani Ali menyatakan bahwa masyarakat tidak bisa menjadikan sosmed sebagai sesuatu yang bernilai jika elite tidak memberikan contoh.

Cuitan Mardani Ali Sera.
Cuitan Mardani Ali Sera. Tangkap layar Twitter @MardaniAliSera

Dan sayangnya dibyk kesempatan, diskursus ttg nilai & pengetahuan ini tdk berkembang. Yg ada adlh bagaimana jaketnya, motornya akhirnya kualitas kt terdegradasi diskusinya. Krn itu kt tdk bs mengajak masyarakat utk menjadikan sosmed sesuatu yg bernilai kalau kt tdk memberi contoh,” pungkasnya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah