Adapun rincian total utang hingga akhir bulan tersebut berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5.889,73 triliun.
Surat Berharga tersebut diketahui terdiri dari SBN Domestik Rp4.614,96 triliun dan SBN Valas Rp1.274,77 triliun.
SBN Domestik didominasi oleh penerbitan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp3.740,22 triliun, sementara SBN Valas didominasi oleh SUN dengan nilai sebesar Rp990,52 triliun.
Terkait utang pemerintah yang kian membengkak ini, Kemenkeu memastikan bahwa hal tersebut dikelola secara prudent, fleksibel dan oportunistik dalam menghadapi ketidakpastian.
Kemenkeu mengatakan bahwa pengelolaan itu yakni dengan memanfaatkan momentum dan mengambil kesempatan agar mendapat biaya dan risiko yang paling efisien.
Dijelaskan Kemenkeu, rasio utang sampai akhir 2021 diperkirakan tetap terjaga seiring penurunan outlook defisit karena perbaikan penerimaan negara dan optimalisasi Saldo Anggaran Lebih.***