Kendati demikian, masih terdapat beberapa tugas sekaligus tantangan, seperti proses penetapan harga yang masih terjadi ketimpangan antar provinsi.
Tak hanya itu, pada semester 2 tahun 2021, petani kelapa sawit dikejutkan dengan kenaikan harga pupuk yang mencapai 100 persen dan berdampak kepada penurunan produksi.
"Kami bertekad untuk mengawal peningkatan harga TBS tanpa disertai peningkatan harga elemen support lainnya," katanya.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru, Gilang Dirga Umumkan Kehamilan Adiezty Fersa: 2022 Will Be Great
Sekjen DPP Apkasindo menjelaskan bahwa selama 2021, telah dilakukan pendataan lahan petani kelapa sawit yang terklaim kawasan hutan, pendampingan peremajaan sawit rakyat (PSR), termotifasinya 16 provinsi sawit untuk segera menerbitkan Pergub Tentang Tataniaga TBS sebagai bentuk upaya peningkatan kesejahteraan perani sawit.
"Secara umum, program kerja Apkasindo 2021 telah membawa petani kelapa sawit menjadi setara dalam kemitraan dan unggul dalam pergerakan hulu-hilir kelapa sawit nasional dan garda terdepan melawan kampanye anti sawit," ujarnya.
Untuk menyongsong tahun 2022, terdapat tantangan yang perlu diselesaikan oleh petani kelapa sawit, seperti masih rendahnya penyerapan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), tenggat waktu sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang semakin mendekat dari ketentuan Wajib ISPO 2025.***