PR DEPOK - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyoroti meleburnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang kini bergabung dengan BRIN.
Said Didu menyoroti nasib para periset Lembaga Eijkman yang diduga kini kehilangan pekerjaan imbas dari Lembaga Eijkman yang kini bergabung dengan BRIN.
Ia mengatakan bahwa selama ini pemerintah mengalokasikan dana untuk menggaji pengangguran dengan Program Kartu Prakerja, tetapi di saat yang sama terjadi PHK ribuan tenaga kerja di lembaga yang kini akan dikoordinasikan oleh BRIN.
Said Didu tampak mempertanyakan keadilan atas kebijakan tersebut, yakni terkait dampak penggabungan Lembaga Eijkman dengan BRIN.
"Bapak Menko @PerekonomianRI yth, puluhan trilyun dana Bpk alokasikan utk "menggaji pengangguran" lewat kartu prakerja, tapi saat yg sama terjadi "PHK" ribuan tenaga kerja yg sdh mengabdi puluhan tahun di lembaga yg dikoordinasikan oleh BRIN. Adilkah ?," ujar Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @msaid_didu.
Kabar meleburnya Lembaga Eijkman ke BRIN juga disampaikan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, periode 2014-2021, Amin Soebandrio.
Ia menegaskan bahwa telah menyerahkan pengelolaan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN, Wien Kusharyoto.