Seleksi CPNS 2020: 34 Kasus Pelanggaran hingga BKN Blokir NIK Peserta SKD yang Gunakan Joki

- 12 Februari 2020, 08:25 WIB
PESERTA Seleksi Kompetensis Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2019.*
PESERTA Seleksi Kompetensis Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2019.* /Humas Setkab/

PIKIRAN RAKYAT - Dalam penyelenggaraan seleksi CPNS 2020, terdapat beberapa masalah hingga kasus pelanggaran yang dilakukan oleh peserta.

Peserta yang terbukti menggunakan joki dalam pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) pada ajang seleksi CPNS formasi tahun 2019, akan dihadapkan dengan langkah pemblokiran Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Pemblokiran tersebut akan dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) BKN.

Baca Juga: Sudah Ribuan Orang Meninggal, Dokter di Tiongkok yang Tangani SARS Sebut Wabah Virus Corona akan Segera Berakhir 

“Langkah pemblokiran tersebut akan diteruskan kepada Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) melalui ketentuan tertulis,” ujar Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Kepegawaian Negara (BKN), Paryono yang dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs kabinet Pemerintah RI.

Prayono menuturkan bahwa pemblokiran NIK dilakukan demi mencegah kasus serupa yang kerap terjadi pada seleksi CPNS di formasi tahun-tahun sebelumnya.

Dalam gelaran seleksi CPNS, sikap saling menghargai sesama peserta dan melakukan tes dengan sejujur-jujurnya merupakan sesuatu yang luhur, yang harus dijaga eksistensinya.

“Penyikapan atas kasus perjokian ini juga dilakukan untuk menjaga sportivitas dan fairness dalam pelaksanaan SKD,” tambah Paryono.

Baca Juga: Mantan Aktor Cilik dalam Film Nanny McPhee Meninggal Mendadak saat Berolahraga 

Tindakan perjokian sendiri mengandung unsur pidana berupa tindakan pemalsuan sesuai Pasal 55 dan Pasal 263 KUHP dengan ancaman pidana 6 (enam) tahun penjara.

Berdasarkan data dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN BKN, hingga 10 Februari 2020, tercatat ada 34 status diskualifikasi kepesertaan dari SKD CPNS Formasi tahun 2019.

Penyebab diskualifikasi tersebut meliputi kesalahan formasi sebanyak 14 kasus, pelanggaran joki sebanyak 4 kasus, tanda pengenal tidak lengkap sebanyak 8 kasus, dan pelanggaran tata tertib sebanyak 8 kasus.

Menurut penuturan dari tim BKN, yang dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Setkab, pelanggaran tata tertib marak terjadi karena peserta terlambat memasuki ruang ujian.

Baca Juga: Cuaca Depok Hari ini: Rabu 12 Februari 2020, Waspadai Hujan Lokal di Beberapa Wilayah 

Padahal, peserta telah dianjurkan untuk datang 90 menit sebelum jadwal SKD berlangsung sebab mereka harus melalui serangkaian pemeriksaan dan registrasi sebelum memasuki ruangan ujian.

Ketentuan tersebut juga telah tertuang dalam Peraturan BKN Nomor 50 Tahun 2019 tentang Prosedur Penyelenggaraan Seleksi dengan Metode Computer Assisted Test (CAT).

Sementara, untuk diskualifikasi kesalahan formasi, perlu diketahui bahwa sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 23 Tahun 2019, instansi yang membuka formasi disabilitas wajib mengundang calon peserta disabilitas untuk memastikan kesesuaian formasi dengan jenis disabilitas pelamar sebelum mengumumkan hasil kelulusan seleksi administrasi.

Rangkaian proses pelaksanaan rekrutmen besar-besaran untuk CPNS formasi 2019 ini direncanakan akan berakhir pada April 2020 mendatang. Setelah diumumkan hasil SKD, peserta terpilih akan mengikuti seleksi komepetensi bidang dari masing-masing instansi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Setkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah