Peneliti ITB Prediksi Penyebaran Virus Corona Berakhir April 2020

- 19 Maret 2020, 16:51 WIB
PENYEMPROTAN disinfektan di area TK Muwahhidin, Depok terkait merebaknya virus corona, Kamis 19 Maret 2020.*
PENYEMPROTAN disinfektan di area TK Muwahhidin, Depok terkait merebaknya virus corona, Kamis 19 Maret 2020.* /ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT – Penyebaran virus corona di Indonesia diprediksi akan berakhir pertengahan April 2020. Hal itu disimpulkan dari simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia oleh peneliti Institut Teknologi Banudung (ITB).

Dalam keterangan tertulis ITB melalui situs resminya, Kamis 19 Maret 2020, disebutkan, berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Indonesia akan mengalami puncak jumlah kasus harian virus corona pada penghujung Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekira 600.

Tim peneliti di Pusat Pemodelan Matematika dan Smulasi (P2MS) ITB yang melakukan simulasi tersebut terdiri atas Dr. Nuning Nuraini S.Si., M.Si., dosen Program Studi Matematika ITB, beserta Kamal Khairudin S. dan Dr. Mochamad Apri S.Si, M.Si.

Baca Juga: Jokowi Akhirnya Putuskan Tes Massal untuk Deteksi Virus Corona

Pemodelan tersebut ditulis dengan judul Data dan Simulasi Covid-19 dipandang dari Pendekatan Model Matematika.

“Tentu perlu dicatat, ini adalah hasil pemodelan dengan satu model yang saya rasa ‘cukup sederhana’ dan sama sekali tidak mengikutkan faktor-faktor yang kompleksitasnya tinggi," ujar Nuning.

Penelitian tersebut dilatarbelakangi kasus virus corona di Indonesia yang menjadi bagian dari pandemi global dan telah melahirkan perdebatan apakah tindakan yang diambil pemerintah cukup untuk menangkal penyebaran lebih lanjut ataukah terlampau berlebihan.

Baca Juga: Rasio Kematian Indonesia Lebih Tinggi Dibandingkan Tiongkok, Jokowi: Social Distancing Harus Dilakukan Secara Ketat

Kesimpangsiuran informasi tentang hal itu dikhawatirkan mengganggu usaha nyata untuk menanggulangi bencana.

"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," ujar Nuning.

Model Richards’s Curve

Dalam penelitian yang menjadi jurnal ilmiah tersebut, Nuning dengan tim membangun model representasi jumlah kasus virus corona dengan menggunakan model Richard’s Curve karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Model Richard’s Curve terpilih itu lalu mereka uji pada berbagai data kasus virus corona terlapor dari berbagai macam negara, seperti Tiongkok, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Baca Juga: Pria di Bandung Ditemukan Tewas Duduga Bunuh Diri di Sungai Cikapundung

Secara matematika, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor virus corona di Indonesia jika dibandingkan model yang dibangun dari data negara lain. Kebersesuaian itu terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus.

“Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembapan, dan lain-lain, seharusnya kita bisa mendapat simpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.

Akan tetapi menurut Nuning, hal tersebut bukan merupakan perkara mudah.

“Korea Selatan itu salah satu dari beberapa negara di dunia yang paling baik penanganan kasus Covid-19-nya. Waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka, tetapi setidaknya dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ucap Nuning.

Oleh karena itu, bagi Nuning, merujuk pada model yang dibangun, termasuk faktor-faktor yang krusial, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran virus corona.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x