PR DEPOK - Setelah kasus Arteria Dahlan yang berlagak arogan usai menyinggung etnis Sunda, kini nama Edy Mulyadi turut menjadi sorotan publik.
Edy Mulyadi diduga telah menghina masyarakat Kalimantan, di tengah isu perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ahli tata hukum negara, Refly Harun turut disinggung terkait polemik Edy Mulyadi.
Akan tetapi, Refly Harun mengatakan bahwa dirinya lebih mengkritisi kasus yang menimpa Arteria Dahlan ketimbang Edy Mulyadi.
Menurut Refly Harun, Arteria Dahlan berhak dikritisi lantaran dirinya berperan sebagai pemimpin karena menjabat sebagai salah satu Anggota DPR.
"Karena Arteria Dahlan adalah penguasa. Dia adalah anggota DPR," ujar Refly Harun seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari YouTube Refly Harun.
Sementara itu, ia tidak terlalu mengkritik Edy Mulyadi karena dirinya merupakan rakyat biasa.
"Sementara Edy Mulyadi adalah rakyat biasa, makanya saya jarang mengkritik rakyat biasa, paling ya sekadarnya saja," tambahnya.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa posisinya berada di garis oposisi, sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk mengkritik sesama oposisi.
"Sudah jelas garis saya adalah garis oposisi," tegasnya.
"Masa saya mengkritik oposisi juga, kan aneh itu gimana logikanya coba," ucap dia.
Ketimbang mempermasalahkan hal tersebut, Refly Harun mengajak untuk melihat bersama proses hukum yang akan dihadapi Arteria Dahlan maupun Edy Mulyadi.
"Udah lah kita lihat sama-sama bagaimana prosesnya, masa orang ngomong semua tiba-tiba dilaporkan, kan kacau jadinya negara ini," pungkasnya.
Baca Juga: Intip Trailer Resmi All of Us Are Dead yang Mencapai 10 Juta Views di YouTube
Diketahui, sebelumnya beredar video di sosial media yang memperlihatkan Edy Mulyadi tengah melakukan semacam konferensi pers.
Edy Mulyadi terlihat melontarkan kata-kata yang dinilai telah melukai masyarakat Kalimantan, khususnya daerah yang hendak dijadikan Ibu Kota Negara baru.
"Bisa memahami nggak. Ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri yang harganya mahal lalu dijual pindah ke tempat jin pembuang anak," ucap Edy Mulyadi.
Baca Juga: Tips Menghindari & Mengatasi 'Maskne', Jerawat yang Timbul Akibat Pemakaian Masker
Ia juga menilai bahwa masyarakat Jakarta enggan membeli rumah di Kalimantan lantaran disebut sebagai pasarnya 'jin dan kuntilanak'.
"Kalau pasarnya jin dan kuntilanak ngapain membangun disana. Mana mau dia tinggal di Jakarta lalu pindah ke Kalimantan untuk beli rumah di sana," tuturnya.
Situasi makin memanas usai salah seorang yang berada di belakang Edy Mulyadi menimpali pernyataan Edy Mulyadi dengan berkata monyet.***