Ramai Dibicarakan di Tiongkok, Kasus Hantavirus Juga Pernah Terjadi di Indonesia

- 26 Maret 2020, 07:31 WIB
ILUSTRASI tikus sebagai hewan pembawa hantavirus.*
ILUSTRASI tikus sebagai hewan pembawa hantavirus.* /SCMP/

PIKIRAN RAKYAT – Masyarakat dikejutkan dengan informasi yang menyebut kemunculan virus baru di Tiongkok bernama Hantavirus.

Perbincangan itu terjadi lantaran kematian seseorang yang dikabarkan disebabkan virus yang pertama kali muncul di Tiongkok pada seorang pria di Hainan, Tiongkok.

Namun faktanya, hantavirus pertama kali ditemukan pada 1951 silam di Korea.

Saat itu hantavirus menginfeksi lebih dari 3.000 tentara Amerika yang tengah berada di Korea dan kemudian virus tersebut menyebar ke Amerika.

Baca Juga: Kehilangan Sosok Ibu, Jokowi: Mohon Doa dari Jauh untuk Almarhumah 

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Media Publikasi Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, infeksi hantavirus merupakan salah satu zoonosis yang ditularkan oleh hewan rodensia atau hewan pengerat ke manusia.

Hantavirus pada manusia dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kelainan fungsi ginjal dan paru-paru yang didahului oleh gejala berupa demam, bintik perdarahan pada wajah, sakit kepala, hipotensi, oliguria sedikit buang air kecil lalu diuretik atau terlalu sering buang air kecil.

Hantavirus dapat menyebabkan 2 tipe penyakit yakni Hemorhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).

Baca Juga: Cuaca Depok Hari Ini: Kamis 26 Maret 2020, Hujan Hingga Malam Hari 

Hewan rodensia merupakan pengerat yang paling banyak ditemui di negara berkembang. Rodensia tikus banyak berkeliaran di sekitar rumah dan kawasan persawahan.

Penyakit yang disebabkan oleh hantavirus biasanya muncul saat banjir karena tikus-tikus keluar dari sarangnya dan mengeluarkan urin atau feses yang mungkin mengandung agen infeksius yang menyebabkan 2 tipe penyakit tersebut pada manusia.

Penularan hantavirus ke manusia dapat terjadi melalui kontak dengan hewan rodensia yang terinfeksi atau kontak dengan ekskresinya seperti urin atau fesesnya.

Kontak dengan ekskresi rodensia mungkin terjadi melalui area yang terkontaminasi atau melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Depok Hari Ini, Kamis 26 Maret 2020 

Namun hingga kini tidak ada kasus penularan hantavirus dari manusia ke manusia.

Periode infeksi hantavirus pada manusia pun terbilang sangat singkat dan sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.

Masa inkubasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi hantavirus berada di rentang 2 hingga 8 minggu.

Infeksi hantavirus dengan gangguan fungsi ginjal mulai dikenal pada abad ke-20 di Asia, Eropa, dan Amerika yang merupakan habitat endeminya.

Baca Juga: Kehilangan Sosok Ibu, Jokowi: Mohon Doa dari Jauh untuk Almarhumah

Sedangkan penyebaran infeksi hantavirus juga banyak ditemukan di Tiongkok dan Korea.

Sedangkan keberadaan hantavirus di Indonesia baik pada hewan maupun manusia hingga kini belum banyak diketahui meskipun terdapat sebuah laporan yang menyebut adanya kasus hantavirus pada manusia di Serang, Banten.

Kasus infeksi hantavirus pada manusia sering sulit dibedakan karena bersamaan dengan infeksi virus dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x