Aparat Diduga Memaksa Masuk ke Rumah dan Seret Warga Wadas, Don Adam: Dulu Orba Cukup Mengecap Eka-Eki, Kini?

- 9 Februari 2022, 10:08 WIB
Don Adam mengomentari kericuhan yang terjadi di Desa Wadas serta tindakan aparat yang diduga sampai memaksa masuk ke rumah warga dan menyeret para warga.
Don Adam mengomentari kericuhan yang terjadi di Desa Wadas serta tindakan aparat yang diduga sampai memaksa masuk ke rumah warga dan menyeret para warga. /Foto: Tangkap layar Twitter/ @Wadas_Melawan/

PR DEPOK - Ketegangan yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, kini tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, ketegangan tersebut terjadi usai aparat kepolisian mengepung Desa Wadas dan menangkap puluhan warga yang menolak pengukuran lahan untuk pembangunan Bendungan Bener.

Polisi menangkap sejumlah warga lantaran diduga membawa senjata tajam dan menjadi provokator sehingga memicu terjadinya kericuhan.

Baca Juga: Pertanyakan Pembangunan di Wadas hingga Berujung Penangkapan Warga, Fadli Zon: Sebenarnya untuk Siapa?

Sementara itu, Badan Pertahanan Nasional atau BPN Jawa Tengah melakukan pengukuran lahan dengan penjagaan dari aparat kepolisian.

Akun Twitter @Wadas_Melawan kerap membagikan kondisi terkini yang terjadi di desa tersebut.

Akun itu juga sempat mengunggah rekaman video yang menunjukkan ketika aparat memaksa masuk ke rumah-rumah warga Desa Wadas dan menyeret paksa para warga.

Baca Juga: 4 Tips Perawatan Diri untuk Meningkatkan Kesehatan Mental, Salah Satunya Berani Mengatakan 'Tidak'

"Ini rekaman ketika mereka merangsak masuk ke rumah-rumah kami dan menyeret paksa warga kami #WadasMelawan," ujarnya.

Diinformasikan pula bahwa hingga pukul 18.45 WIB sore kemarin, telah ada 60 orang warga yang ditangkap oleh aparat.

"Sampai saat ini aparat kepolisian masih beramai-ramai menduduki lokasi. Sementara tim LBH baru saja bisa masuk ke Polsek akan tetapi belum diperbolehkan melakukan pendampingan. Tim LBH disyaratkan untuk test SWAB dulu. Mereka yg bikin kerumunan tapi kita yang repot!" ungkap akun Wadas Melawan itu.

Baca Juga: Soroti Penangkapan Warga Wadas, Mardani Ali Sera: Penegakan Hukum Harus Beradab, Berpihak pada Rakyat

Terkait kisruh yang terjadi di Desa Wadas ini, Aktivis ProDEM, Adamsyah Wahab atau akrab disapa Don Adam ikut memberikan komentar.

Don Adam membandingkan tindakan aparat sekarang dengan era orde baru.

Dalam keterangannya, ia mengungkap pengalamannya ketika menghadapi situasi yang sama di masa orba.

Baca Juga: Rekomendasi Set Top Box TV Digital Berkualitas, Penuhi Syarat ini untuk Dapatkan STB Gratis

Ia menuturkan, dulu akan muncul cap ekstrem kanan dan ekstrem kini.

"Kalau jaman saya dulu, orba cukup mencap Eka - Eki, ekstrim kanan atau ekstrim kiri," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @DonAdam68.

Berbeda dengan sekarang, katanya melanjutkan, cap yang muncul hanyalah ekstrem kanan atau ia sebut 'eka', ditambah dengan isu radikal radikul.

Baca Juga: Bentrok Aparat di Desa Wadas, Alissa Wahid: Berapa Banyak Rakyat Dikorbankan Atas Nama Pembangunan?

Cuitan Don Adam.
Cuitan Don Adam. Tangkap layar Twitter @DonAdam68

"Jaman Now? Tinggql Eka-nya doang. Radikal radikul...," katanya menambahkan.***

Editor: Annisa.Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah