Luhut Pandjaitan Sebut Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi, Gus Umar: Pengen Nangis Baca Ini

- 12 Maret 2022, 20:50 WIB
Tokoh NU, Gus Umar mengaku sedih membaca pernyataan Luhut Pandjaitan yang sebut rakyat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden.
Tokoh NU, Gus Umar mengaku sedih membaca pernyataan Luhut Pandjaitan yang sebut rakyat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden. /Instagram.com/@umar_hasibuan70./

PR DEPOK - Pernyataan Menko Maritim dan Investasi (Menko Marvest), Luhut Pandjaitan terkait kepuasan masyarakat kepada kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), masih menjadi sorotan.

Dikabarkan, Luhut Pandjaitan dalam keterangannya menyebut jika masyarakat puas dengan kinerja Jokowi lantaran keluarga, mulai dari anak dan istri sang presiden dinilai sederhana.

Pernyataan Luhut Pandjaitan soal kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi yang dinilai dari anak-istri sang presiden yang sederhana, kemudian mendapat tanggapan dari tokoh NU Gus Umar Hasibuan.

Gus Umar, sapaan akrab Umar Hasibuan lantas melontakan komentar menohok yang diunggah melalui akun Twitter pribadinya, @umarsyadat75.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Kendari Capai Rp70.000 per Liter, Andi Sinulingga: Cuma Terjadi di Masa Presiden Jokowi

"Pengen nangis baca ini," ujarn Gus Umar, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Cuitan Gus Umar soal pernyataan Luhut Pandjaitan yang sebut rakyat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden.
Cuitan Gus Umar soal pernyataan Luhut Pandjaitan yang sebut rakyat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden.

Sebelumnya, Luhut Pandjaitan akhirnya buka suara terkait wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

Disampaikan mantan Menko Bidang Kemaritiman ini, jika masyarakat memang menghendaki Jokowi terus memimpin, maka harus siap menerima konsekuensi itu.

Baca Juga: Ridwan Kamil Lantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Disdik Jabar, Berikut Nama Beserta Jabatannya

Luhut Pandjaitan pun menyinggung jika pihaknya memiliki data sekitar 110 juta percakapan di media sosial (medsos) yang mendukung wacana Pemilu 2024 ditunda.

Berdasarkan big data yang dimilikinya, Luhut menyimpulkan jika masyarakat kelas menengah ke bawah tidak ingin ribut-ribut, seperti pelaksanaan Pilpres 2019.

Dia juga tidak ingin lagi masyarakat terbelah menjadi dua kubu hingga muncul label cebong dan kampres. Belum lagi, ia menyinggung biaya Pemilu Serentak 2024 sangat mahal dan menguras kas negara.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x