Begini Peran Indonesia sebagai Negara Bebas Aktif dalam Konflik Rusia-Ukraina

- 13 Maret 2022, 13:24 WIB
Ilustrasi. Indonesia berperan sebagai negara yang bebas aktif menanggapi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Ilustrasi. Indonesia berperan sebagai negara yang bebas aktif menanggapi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. /REUTERS/Alexander Ermochenko.

PR DEPOK - Peran Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip bebas aktif, sangat diperlukan terhadap konflik antara Rusia versus Ukraina.

Karena dalam hubungan (antar negara) luar negeri, Indonesia juga menegaskan konsistensinya dengan prinsip tersebut dalam krisis Ukraina.

Sehingga Indonesia berkesempatan memainkan perannya sebagai negara yang menganut prinsip bebas aktif dalam politik luar negerinya.

Baca Juga: Ukraina Siap Berunding dengan Rusia untuk Damai, Dmytro Kuleba: Tetapi Kami Tidak Menerima Ultimatum

Karena itu, publik pun dapat menyimak pandangan pejabat, khususunya di Kementerian Luar Negeri dan pengamat politik internasional.

Sebagaimana telah diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022 lalu memerintahkan operasi militer khusus di wilayah Ukraina.

Bahkan ia sempat mengatakan kepada militer Ukraina agar mereka menjatuhkan senjata, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Kantor Berita Reuters.

Baca Juga: Luhut Klaim Sebagian Besar Rakyat Setuju Pemilu 2024 Ditunda, Fadli Zon: Sebaiknya Diungkap ke Publik Datanya

Pada saat itu, Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia akan langsung merespons jika ada pasukan asing yang berupaya menghalangi aksinya.

Dia juga mengatakan bahwa Moskow berusaha melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Rusia telah menempatkan hampir 150.000 tentara di dekat Ukraina.

Baca Juga: Presiden Jokowi akan Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara Bersama 5 Gubernur se-Kalimantan

Vladimir Putin memutuskan untuk mengizinkan operasi militer, setelah sebelumnya Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva, mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki niat sama sekali untuk menyerang Ukraina.

"Saya akan mengulangi kembali pernyataan Presiden dan Menteri Luar Negeri Rusia, bahwa Rusia tidak punya niat untuk menyerang Ukraina," kata dia dikutip dari Antara.

Sementara itu Vorobieva, menilai kekhawatiran negara-negara Barat, khususnya aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mengenai peningkatan kehadiran pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina, sebagai hal yang tidak logis.

Baca Juga: Tahap Psikotes Seleksi Calon Badan Pengelolaan Keuangan Haji Selesai Digelar, Kemenag: Tidak Boleh Ada KKN

"Kuncinya di sini adalah pasukan itu berada di wilayah Rusia. Tidak ada satu pun tentara atau kendaraan Rusia yang menyeberangi perbatasan," tegasnya.

Menurutnya, berkembangnya konflik Rusia-Ukraina menjadi peperangan baru-baru ini memunculkan banyak pertanyaan tentang alasan yang melatarbelakangi invasi Rusia ke Ukraina tersebut

Dosen Departemen HI FISIP UI Hariyadi Wirawan nerpendapat, bahwa konflik tersebut sebenarnya merupakan salah satu dari rangkaian peristiwa yang telah berlangsung cukup lama antara Rusia dengan Ukraina.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun

Sebagai sebuah negara yang bahkan paling besar di dunia, Rusia memiliki berbagai hal yang dianggap penting bagi negara itu untuk menjaga integritas dan kedaulatannya.

Oleh karena itu, bagi Rusia, persoalannya menjadi sangat sensitif ketika di wilayah perbatasannya banyak negara mencoba untuk melakukan hal-hal yang dianggap oleh Rusia sebagai gangguan keamanan.

Sementara itu Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Indonesia, Winardi Hanafi Lucky, mengatakan bahwa peran Indonesia sebagai negara yang bebas aktif yang dimaksud bukan berarti netral aktif.

Baca Juga: Sinopsis Film The Commuter: Kisah Mantan Agen Asuransi Terjebak Pembunuhan di Kereta

"Tetapi juga dengan memberikan kontribusi, baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik," ujarnya.

Meskipun begitu, prinsip bebas aktif yang dijunjung Indonesia tidak identik dengan sikap netral, melainkan bebas bersikap sesuai dengan kepentingan nasional.

Selain itu, sikap Indonesia itu juga bukan sekadar mengikuti negara lain, melainkan upaya untuk menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional.

Baca Juga: Mengaku Tampil di Paris Fashion Week 2022, MS Glow Minta Maaf: Kami Baru Sadar Ada Ambiguitas Informasi

Indonesia akan terus mendorong dihentikannya penggunaan kekuatan sehingga semua pihak dapat menyelesaikan sengketa.

Indonesia juga menilai bahwa langkah terbaik terhadap situasi di Ukraina saat ini adalah dengan deeskalasi, sehingga proses perundingan dapat berjalan lebih efektif dan memungkinkan dibukanya jalur kemanusiaan

Terkait posisi Indonesia dalam konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, pemerintah menegaskan bahwa Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, karena kedua negara tersebut adalah sahabat Indonesia, tutur Winardi Hanapfi. ***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x