Tidak Hanya Umat Islam, Satu Suro Juga Dirayakan Umat Budha Jawa

- 29 Juli 2022, 11:52 WIB
Ilustrasi Malam satu suro.
Ilustrasi Malam satu suro. / Pixabay/558124//

PR DEPOK – Bagi masyarakat Jawa, Satu Suro tidak hanya diperingati oleh umat Islam saja, namun juga penganut agama Budha.

Satu Suro, memang sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Jawa, termasuk umat Islam di daerah tersebut.

Selain umat Islam, tradisi Satu Suro juga diperingati penganut agama Budha yang tinggal di Desa Prigi, Jawa Tengah.

Baca Juga: Jelang Bersua Madura United, Persib Terancam Kehilangan Pemain Ini, Begini Kata Robert Alberts

Tradisi 1 Suro pun sudah berlangsung turun temurun di Desa Prigi, yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam dan Budha.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com, kata ‘Suro', dalam agama Budha, merupakan salah satu nama bulan dalam Tahun Saka dan 1 Suro, merupakan peringatan tahun baru dalam agama Buddha.

Sama seperti umat di Jawa, bagi umat Budha di Desa Peigi, bulan Suro dianggap sebagai bulan sakral.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film yang akan Tayang Agustus 2022 di Bioskop

Mereka juga memiliki pantangan yang harus dihindari, terlebih yang menyangkut kehidupan dalam bulan tersebut.

Bulan Suro bagi penganut Budha juga bertepatan dengan 1 Muharram yang merupakan tahun baru Islam, dan tahun ini jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Hanya saja, ada perbedaan dalam peringatannya. Bagi masyarakat Budha, 1 Suro didasarkan pada perhitungan tahun pertama yang diawali Rabu Wage atau lebih dikenal dengan sebutan Aboge.

Menjelang Bulan Suro, umat Buddha di Desa Prigi melakukan tradisi antar masakan ketan yang disebut dengan punggahan.

Baca Juga: Gagal Lolos Seleksi Kartu Prakerja Berkali-kali? Simak Alasan, Penyebab, dan Solusinya Disini

Mereka menyiapkan itu semua untuk diberikan kepada umat Islam.

Kenapa? Umat Budha ingin membalas kebajikan umat Islam saat menjelang bulan puasa yang juga mengantarkan ketan kepada umat Buddha.

Puncak tradisi 1 Suro di Desa Prigi dilakukan pada saat bulan purnama.

Saat itulah, umat Budha Desa Prigi, bersembahyang di Vihara dengan membawa ketan, pasung, apem, pisang, dan tumpeng.

Baca Juga: Cek Bansos Kemensos 2022 yang Cair Akhir Bulan Ini, Nama Penerima BPNT dan PKH Ada di cekbansos.kemensos.go.id

Setelah melakukan punggahan, umat Buddha di Desa Prigi menjalani puasa sampai malam pangkareman. Pangkareman adalah hari tenggang sebelum memasuki 1 Suro.

Pada masa pangkareman ini umat Buddha tidak melakukan aktivitas atau pekerjaan rutin.

Mereka akan mengganti aktivitas rutinnya dengan pengendalian diri dan ibadah.

Pada hari 1 Suro, umat Buddha mengawalinya dengan ziarah ke makam leluhur.

Baca Juga: Cara Cek Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 38 yang akan Diumumkan, Login prakerja.go.id Ikuti Langkahnya

Mereka menaburkan bunga dan baca paritta di pesarean leluhur.

Tujuannya agar para leluhur yang sudah meninggal bisa terlahir kembali dengan bahagia.

Setelah umat Budha menyelesaikan ibadahnya, mereka pun akan berkeliling desa bersama-sama umat Islam, sebagai wujud rasa syukur.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x