Meski Nadiem Makarim Sudah Minta Maaf, Muhammadiyah dan NU Tetap Tolak Ikut Kembali POP

- 30 Juli 2020, 09:56 WIB
NU, Muhammadiyah, dan PGRI Mundur, Mendikbud Evaluasi Program Organisasi Penggerak.
NU, Muhammadiyah, dan PGRI Mundur, Mendikbud Evaluasi Program Organisasi Penggerak. /RRI/.*/RRI

PR DEPOK - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah meminta maaf dan bahkan meminta Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk kembali ke Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud. Namun permintaan Nadiem Makarim tetap ditolak oleh NU dan Muhammadiyah.

Nadiem Makarim meminta tiga organisasi yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa di dunia pendidikan itu untuk bergabung dan membimbing pihaknya menyempurnakan program ini.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kasiyarno pada Rabu, 29 Juli 2020. Dirinya mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen tidak ikut dalam POP tersebut.

Baca Juga: PSBB Transisi Berakhir Hari Ini, Ahmad Riza Patria: Ada Tiga Skenario yang Disiapkan 

“Kami berketetapan untuk mundur dan menyatakan keikutsertaan Muhammadiyah dianggap selesai dan tidak mau terlibat di dalamnya,” katanya seperti dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Meski menolak bergabung, PP Muhammadiyah mengapresiasi permintaan maaf Nadiem Makarim atas karut-marutnya POP.

Permintaan maaf Nadiem, menurut Kasiyarno, menunjukkan bahwa menteri sudah mengakui adanya kelemahan dan kekurangan dalam menyelenggarakan POP kemarin.

“Kami mengapresiasi sikap Pak Menteri (red.Nadiem) yang menyampaikan permohonan maafnya kepada tiga organisasi penggerak yakni NU, Muhammadiyah, dan juga PGRI, artinya Mendikbud mengakui adanya kelemahan dalam POP tersebut,” ujar Kasiyarno.

Baca Juga: Sebut Kaya Nutrisi, Perempuan Ini Gunakan Darah Bekas Menstruasi untuk Masker Wajah agar Cantik 

Mantan Rektor Universitas Ahmad Dahlan itu juga menilai bahwa pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim yang akan mengevaluasi POP tidak jelas, baik dari segi konsep hingga sistem rekrutmen. Ketidakjelasan ini ditunjukan dari proposal yang masuk dan juga disetujui oleh Kemendikbud.

“Itu terlihat bahwa Pak Menteri masih memberi harapan kepada organisasi penggerak yang lulus POP padahal organisasi itu tidak kredibel dan tidak layak didanai sampai miliaran rupiah,” kata Kasiyarno.

Namun, menurut Ketua LP Ma'arif NU, Z. Arifin Junaidi mengatakan, seharusnya Nadiem Makarim tak perlu meminta maaf kepada 3 organisasi besar itu terkait kisruh POP Kemendikbud.

Menurut Arifin, kesalahan Nadiem Makarim justru kepada bangsa dan negara serta dunia pendidikan.

Baca Juga: Seperti Mimpi, 1.000 Jemaah Haji Jalani Ritual Tawaf dan Sai dengan Social Distancing 

“Menurut pandangan saya, tidak ada kesalahan Mas Menteri (red.Nadiem) kepada Muhammadiyah, NU, dan PGRI. Karena kesalahan Mas Nadiem itu justru kepada bangsa dan negara serta dunia pendidikan kita, jadi bukan kepada kami,” katanya.

Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa LP Ma'arif NU tetap berkomitmen untuk tidak bergabung ke POP lantaran NU sendiri telah menjalankan program penggerak secara mandiri.

“Jadi sebelum kami diajak ke POP, kami juga telah melaksanakan program penggerak sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, jadi kalau tidak ikut POP Mas Menteri pun kami tetap melaksanakan program penggerak. Pelatihan kepada kepala sekolah, pelatihan kepada guru tetap kami laksanakan bergabung atau tidak bergabung dengan program Mas Menteri, tidak ada pengaruhnya,” kata Arifin.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x