Jelang Idul Adha, Masyarakat dan Peternak Diimbau Waspada Terhadap Virus LSD pada Hewan Kurban

- 16 Juni 2023, 06:23 WIB
Pemilik sapi di Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado, Sumedang sedang memelihara sapi di kandangnya. Harga sapi dampak maraknya LSD.
Pemilik sapi di Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado, Sumedang sedang memelihara sapi di kandangnya. Harga sapi dampak maraknya LSD. /kabar-priangan.com/DOK/

Virus tersebut memiliki reseptor yang sangat spesifik pada sel hewan dalam tubuh sapi/kerbau yang mengakibatkan virus tersebut dapat masuk dan bereplikasi di dalam tubuh hewan peternak.

Penyebab virus tersebut ialah merupakan termasuk dalam penyakit genus capripoxvirus yang ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (nyamuk, lalat, dan caplak), pakan, air, sekresi hidung, kuku hewan yang menggumpal, dan air mani hewan peternak.

Baca Juga: Sudah Liburan Sekolah? Ini 5 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai di Banyuwangi yang Populer

LSD diawali dengan adanya bintik-bintik kecil dan keras, secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan yang menggumpal seperti benjolan.

Menurut Supriyanto, kulit di atas bintik-bintik tersebut dapat menjadi merah, membengkak, dan akhirnya mengalami ulserasi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder.

"Lumpy Skin Disease (LSD), dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produksi susu, penularan berat badan, menurunkan fertilitas, dan kematian dalam kasus-kasus yang parah," ujar Supriyanto.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: PRFM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah