Virus tersebut memiliki reseptor yang sangat spesifik pada sel hewan dalam tubuh sapi/kerbau yang mengakibatkan virus tersebut dapat masuk dan bereplikasi di dalam tubuh hewan peternak.
Penyebab virus tersebut ialah merupakan termasuk dalam penyakit genus capripoxvirus yang ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (nyamuk, lalat, dan caplak), pakan, air, sekresi hidung, kuku hewan yang menggumpal, dan air mani hewan peternak.
Baca Juga: Sudah Liburan Sekolah? Ini 5 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai di Banyuwangi yang Populer
LSD diawali dengan adanya bintik-bintik kecil dan keras, secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan yang menggumpal seperti benjolan.
Menurut Supriyanto, kulit di atas bintik-bintik tersebut dapat menjadi merah, membengkak, dan akhirnya mengalami ulserasi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
"Lumpy Skin Disease (LSD), dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produksi susu, penularan berat badan, menurunkan fertilitas, dan kematian dalam kasus-kasus yang parah," ujar Supriyanto.***