Akibat dari Bjorka ini menunjukan kepada warga Indonesia bahwa pertahanan siber di Indonesia masih lemah dan responnya sangat lambat. Selain itu juga menunjukan bahwa pemerintah Indonesia masih belum transparansi mengenai tingkat kerusakan yang diakibatkan dari serangan siber.
Setelah kejadian peretasan data oleh hacker Bjorka, telah terjadi kembali lagi bahwa pemerintahan Indonesia telah mengalami kebobolan di pertahanan siber. Pihak Imigrasi telah melaporkan sebanyak 34 juta data pribadi yang ada di paspor warga negara Indonesia (WNI) telah mengalami kebocoran.
Baca Juga: 5 Mie Ayam Paling Laris di Cengkareng, Dijamin Enak dan Murah
Namun hingga saat ini masih belum ada informasi mengenai pelaku dari kebocoran 34 juta data paspor WNI. Hingga saat ini Bjorka belum mengeluarkan komentar.***