Jokowi Batuk Selama 4 Pekan Akibat Polusi Udara di Jakarta, Ini Kata Sandiaga Uno

- 15 Agustus 2023, 14:55 WIB
Ungkapan Sandiaga Uno terkait Presiden Jokowi yang batuk selama 4 pekan akibat polusi udara di Jakarta.
Ungkapan Sandiaga Uno terkait Presiden Jokowi yang batuk selama 4 pekan akibat polusi udara di Jakarta. /Setkab RI

PR DEPOK - Masalah polusi udara di DKI Jakarta semakin mengkhawatirkan seiring berjalannya waktu, bahkan kualitas udara di Ibu Kota sudah mencapai tingkat yang tidak sehat. Bukan hanya warga kota dan pekerja kantoran yang merasakannya, namun dampak buruk kualitas udara Jakarta juga dirasakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri.

 

Meski memiliki perlindungan yang ketat, Jokowi tak dapat menghindari dampak dari polusi udara yang makin parah di Jakarta. Ia pun ikut merasakan hembusan udara tidak sehat bersama jutaan penduduk lainnya.

Efek buruk dari polusi udara Jakarta yang semakin memburuk ini berdampak pada kesehatan Jokowi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberikan gambaran kondisi kesehatan terbaru Jokowi dalam sebuah wawancara di Istana Kepresidenan pada Senin, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Pikiran Rakyat, 14 Agustus 2023.

Disampaikan Sandiaga Uno, di Istana Kepresidenan pada Senin, 14 Agustus 2023, dijelaskan bahwa dalam kurun waktu hampir 4 pekan, Presiden sendiri mengalami batuk yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Mungkin saja ini disebabkan oleh udara yang tidak sehat dan semakin buruk kualitasnya.

Baca Juga: Daftar Makanan Rendah Kalori yang Mengenyangkan untuk Menurunkan Berat Badan

"Presiden sendiri katanya batuk sudah hampir 4 minggu, beliau belum pernah merasakan seperti ini. Kemungkinan ada kontribusi dari udara yang tidak sehat dan kualitasnya memburuk,” kata Sandiaga Uno di Istana Kepresidenan pada Senin, 14 Agustus 2023.

Awalnya, Sandi menyentuh permasalahan polusi udara di Jakarta yang membuat sebagian masyarakat ragu untuk menghadiri acara di Ibu Kota. Salah satu contohnya adalah acara marathon yang diminati banyak orang.

Namun, polusi udara yang semakin parah membuat banyak peserta ragu untuk mengikuti acara tersebut. Sandiaga khawatir bahwa polusi udara di Jakarta dapat berdampak negatif pada pariwisata di Ibu Kota.

Dikatakan Sandiaga Uno, kalau ini terdapat beberapa kegiatan yang menghadapi hambatan. Seperti lomba marathon internasional yang digelar di wilayah Jabodetabek, catatan mengenai kualitas udara yang tidak sehat sudah muncul.

Baca Juga: Rasanya Mantap! Cicipi 7 Mie Ayam Rekomen yang Berada di Kabupaten Sragen

"Sudah ada beberapa kegiatan yang mendapatkan catatan. Seperti kegiatan lomba lari marathon internasional di sekitar Jabodetabek ini, ada catatan mengenai kualitas udara yang tidak sehat,” ujar Sandiaga Uno.

Tambahnya, kalau ini berpotensi mempengaruhi calon peserta yang mempertimbangkan untuk berpartisipasi (karena polusi udara, catatan red). Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan merusak reputasi acara serta penyelenggaraannya.

"Nah ini banyak sekali calon peserta yang mempertimbangkan ini (polusi, red), dan jika tidak ditangani dengan baik ini akan berdampak buruk pada reputasi maupun penyelenggara event tersebut,” ucapnya menambahkan.

Menparekraf juga menyoroti bahwa Presiden memberikan batas waktu 1 minggu kepada Sandi untuk bersama-sama mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan Presiden, tetapi juga dengan seluruh masyarakat dan sektor pariwisata di Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 16 Agustus 2023: Beberapa Tugas Tak Terduga Akan Menghampirimu

Sandiaga Uno, mengungkapkan, bahwa selain itu, penurunan minat wisata juga akan menjadi konsekuensinya, terutama di wilayah Jakarta yang tetap menjadi pintu gerbang utama pariwisata kedua setelah Bali, dan Kepulauan Riau berada di peringkat ketiga. Presiden meminta tindakan konkret dalam waktu 1 minggu ini.

"Dan akhirnya berdampak pula pada penurunan minat wisata, terutama di wilayah Jakarta yang tetap menjadi gerbang wisatawan nomor 2 setelah Bali, dan Kepri 3 teratas untuk pariwisata. Presiden minta dalam waktu 1 minggu, ini adalah langkah konkret,” kata Sandi.

Pendekatan Sistem WFH menjadi Alternatif

Merasakan dampak langsung dari polusi udara Jakarta yang semakin buruk, Jokowi mengusulkan agar perusahaan di ibu kota menerapkan pendekatan hybrid. Artinya, sebagian pekerja akan tetap bekerja di kantor, sementara yang lain dapat bekerja dari rumah menggunakan sistem work from home (WFH).

Baca Juga: Bantuan Pangan Non Tunai Agustus 2023 Sudah Cair atau Belum? Cek Status Pencairan BPNT di Sini

Diungkapkan Presiden Jokowi, pada hari Senin kemarin, jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor untuk menerapkan pendekatan hybrid working, dengan pilihan bekerja di kantor atau bekerja dari rumah.

"Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office (kerja di kantor), work from home (kerja dari rumah) mungkin," kata Jokowi pada Senin, 14 Agustus 2023.

Tambahnya, ini tentu saja, kita harus menentukan detailnya nanti dalam rapat terbatas ini, apakah jam kerjanya 7 pagi - 5 sore, 2 siang - 5 sore, atau ada pilihan lainnya.

"Saya tidak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini, apakah (jam kerja) 7-5, 2-5, atau angka yang lain," ujar Jokowi menambahkan.

Baca Juga: 7 Bakso Terlezat yang Terletak di Kabupaten Sragen, Berikut Alamat, Jam Buka, dan Rating

Jokowi juga menunjuk kemarau panjang dan penggunaan energi dari batu bara sebagai penyebab memburuknya polusi udara Jakarta. Ia juga memberikan arahan kepada kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) untuk melakukan intervensi, termasuk penerapan rekayasa cuaca.***

Disclaimer: Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran Rakyat dengan judul 'Jokowi Batuk Selama 4 Minggu Gegara Polusi Udara di Jakarta Mencekik, Sandi Uno: Beliau Belum Pernah Rasakan'.

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah