Muncul Bapaslon Independen di Pilkada Solo, Rekam Jejak Dipertanyakan, Dituding Kumpulkan KTP Palsu

- 28 Agustus 2020, 10:09 WIB
ILUSTRASI Pemilu.*
ILUSTRASI Pemilu.* /PRFM

PR DEPOK - Usai Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka resmi diusung PDI P dan didukung sejumlah partai besar lainnya, kini muncul bakal pasangan calon (bapaslon) independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo) dalam ajang Pilkada Solo tahun 2020.

Kemunculan bapaslon tersebut memicu kecurigaan dari sejumlah pihak. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapillu) PKS Solo, Sugeng Riyanto salah satunya. Ia mempertanyakan asal-usul bapaslon independen itu.

"Supporting system-nya dari mana? Dari siapa? Arahnya ke mana? Itu biar publik sendiri yang menilai," tutur Sugeng Riyanto.

Pernyataan itu disebut-sebut menjadi dugaan kecurigaan yang dipertanyakan PKS terhadap Bajo. Sugeng bahkan menyebut Bajo minim rekam jejak.

Baca Juga: Rentan Tertular Covid-19, PMI Minta Jurnalis Batalkan Wawancara Jika Narasumber Enggan Pakai Masker

Meski kemunculannya mengundang beragam reaksi curiga, Bajo dilaporkan berhasil mendapatkan dukungan KTP sebanyak 8,5 persen dari total daftar pemilih tetap atau DPT pada agenda pemilu terakhir.

Selain Bajo, terdapat bapaslon independen lainnya yang ikut mengajukan diri yaitu Muhammad Ali alias Abah Ali-Achmad Abu Jazid alias Gus Amak.

Sugeng kemudian membandingkan bapaslon Bajo dengan bapaslon Gus Amak. Menurut Sugeng bapaslon Gus Amak jauh lebih memiliki massa tapi ia meski tidak lolos verifikasi KPU Kota Solo. Ia merasa ada keanehan yang membuat kecurigaan makin bertambah.

Kecurigaan tersebut juga diungkapkan oleh pihak Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu (PWSPP). Bajo bahkan sudah dilaporkan atas dugaan pemalsuan dukungan KTP.

Baca Juga: Mahfud MD: Tidak Selalu Resesi Itu Krisis

Laporan sudah tercatat di Bawaslu pada Senin 10 Agustus 2020 lalu. Kemudian, Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) menindaklanjuti laporan tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi.

Namun setelah melewati rangkaian pemeriksaan, kasus tersebut dihentikan pada Selasa 18 Agustus 2020. Poppy Kusuma Nataliza, selaku anggota Bawaslu Solo menyebut bahwa terdapat dua saksi yang menyatakan keberatan, sedangkan dua lainnya dinilai tak memenuhi syarat sebagai saksi fakta.

Budi Yuwono, sebagai tim pemenangan sudah memprediksi sejak awal akan adanya tuduhan perihal pasangan Bajo yang hanya dijadikan boneka di Pilkada Solo.

Namun Budi menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak tepat karena gerakan dukungan bagi Bajo sudah digalang tahun 2019 lalu.

"Calon boneka dari mana? Logikanya nggak masuk. Kita sudah bergerak sebelum Gibran bilang mau mencalonkan diri," tutur Budi.

Baca Juga: Badai Laura Dinilai Tak Berikan Dampak Besar, Harga Minyak Dunia Kembali Turun

Ketua DPC PDI Perjuangan Solo FX Hadi Rudyatmo juga ikut berkomentar. Dia mengungkapkan bahwa Gibran Rakabuming Raka tak akan melawan kotak kosong sejak awal.

"Ya ndaklah (melawan kotak kosong) orang Gibran belum nyalon Bagyo itu sudah menggalang kekuatan ko," tutur FX Hadi Rudyatmo.

Menurutnya tak heran jika bapaslon Bajo lolos menjadi kandidat di Pilkada tahun ini karena ia mengaku sudah melihat ada baliho-baliho dukungan atas bapaslon tersebut yang tersebar di sejumlah titik sejak tahun lalu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x