Kominfo Siapkan Strategi Dalam Berantas Hoax pada Pemilu 2024

- 27 Oktober 2023, 15:08 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) siapkan strategi dalam memberantas hoax pada Pemilu 2024 mendatang.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) siapkan strategi dalam memberantas hoax pada Pemilu 2024 mendatang. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PR DEPOK - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) siapkan strategi dalam memberantas hoax pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

 

Kominfo memiliki strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menangani konten hoaks pada pemilu yang akan datang.

Menkominfo, Budi Aries Setiadi menyatakan langkah itu mulai dari meningkatkan kesadaran masyarakat, menangani konten hoaks dan kerjasama dengan aparat penegak hukum.

“Pertama, kami akan lakukan peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya hoaks Pemilu dan pentingnya memverifikasi informasi dari sumber yang dapat dipercaya,” ujarnya yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dalam konferensi persnya.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Meningkat, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Kemudian Kominfo bekerjasama dengan aparat penegak hukum dan platform media sosial untuk mengidentifikasi dan menangani konten berita hoax.

"Ketiga, Kementerian Kominfo meningkatkan upaya patroli siber dan penerimaan aduan masyarakat terkait hoaks Pemilu," kata Budi Arie.

Kominfo menjelaskan strategi ini tidak serta merta menanggulangi adanya berita hoax. Namun menghimbau agar masyarakat jangan sampai terpancing berita sensasional dan harus mengecek kembali berita tersebut.

“Pastikan bahwa berita tersebut didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan bukan hanya berdasarkan opini subjektif,” tegasnya.

Baca Juga: 7 Bakso yang Paling Enak dan Hits di Klaten, Cek Alamatnya di Sini!

Menteri Budi Arie mengatakan bahwa bandingkan berita ketika menemukan yang terdengar mencolok atau kontroversial.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Samuel, mengatakan bahwa video bisa dilakukan dengan teknologi kecerdasan buatan editing atau menggunakan sistem Ai untuk menciptakan hoax.

"Kemarin mungkin teman-teman juga sudah melihat bahwa video presiden tahun 2015 dilakukan editing menggunakan Ai dan seolah-olah Presiden Jokowi mengucapkannya dalam bahasa Mandarin," kata Samuel.

Dirjen Samuel menegaskan masyarakat mulai hati-hati teknologi semakin canggih, sepintas hampir seperti asli. Dengan kemajuan teknologi para penyebar hoax sudah mulai menggunakan teknologi.

Baca Juga: Unggah Pesan Haru Dukung Palestina, Bella Hadid Terima Ratusan Ancaman Pembunuhan Setiap Hari?

Menkominfo Budi Arie menegaskan, sepanjang 2022 hanya 10 hoax Pemilu, sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 98 isu hoax pemilu.

Artinya terjadi peningkatan 10 kali lipat isu hoax dibandingkan pada tahun sebelumnya, lanjutnya.

Penyebaran Informasi palsu paling banyak ditemukan di media sosial Facebook yang merupakan produk dari Meta Group.

“Catatan kami menunjukan penyebaran hoax dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform Facebook yang Meta kelola. Saat ini telah mengajukan take down (penurunan) 454 konten kepada pihak Meta,” kata Menkominfo yang dikutip dari ANTARA.

Budi Arie menegaskan agar masyarakat lebih berhati-hati saat menerima dan memberitakan informasi terkait pemilu.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Kominfo ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah