Muncul Larangan Masker Scuba Hingga Alternatif Tisu Guna Tangkal Covid-19, Simak Penjelasan Pakar

- 18 September 2020, 13:10 WIB
Ilustrasi masker bedah.
Ilustrasi masker bedah. /Leo2014/Pixabay

Baca Juga: Sebelum Gelar Pertemuan di Malaysia, Djoko Tjandra Siapkan USD 10 Juta untuk Pejabat Kejagung dan MA

Rekomendasi tersebut sesuai dengan temuan yang diungkap melalui jurnal ACS Nano.

Jurnal itu membeberkan bahwa bahan katun yang paling banyak digunakan untuk masker memiliki performa lebih baik pada kerapatan benang dan dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam efisiensi penyaringan.

Masker berbahan katun juga memiliki kemampuan menyaring partikel.

Sedangkan masker hibrida berbahan katun-sutra, kapas-sifon, kapas-flanel memiliki kemampuan lebih dari 80 persen dalam menyaring partikel kurang dari 300 nm. 

Di sisi lain, cara pemasangan masker yang tidak tepat sehingga menimbulkan celah, bisa berdampak pada efisiensi penyaringan yang dapat menurun hingga lebih dari 60 persen.

Baca Juga: OPEC Ancam Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak

"Memakainya harus dari hidung sampai dagu. Kalau miring-miring, ya percuma," tutur Fajri.

Dalam kesempatan yang sama Fajri mengatakan bahwa hingga kini belum ada bukti yang menyatakan pori-pori masker tidak akan berubah saat diberi minyak esensial.

"Kalau masker N95 tidak boleh basah, harus diganti. Rusak pori-porinya soalnya," ujar Fajri.***

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x