KAMI Dituding Ganggu Stabilitas Politik, Fahri Hamzah Duga Moeldoko Bawa Agenda Pribadi

- 3 Oktober 2020, 14:14 WIB
DIN Syamsudin saat deklarasi KAMI.*
DIN Syamsudin saat deklarasi KAMI.* /TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE

PR DEPOK – Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal Purn Moeldoko menuding Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mengganggu stabilitas politik.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah turut berkomentar.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI, Fahri Hamzah menduga Moeldoko membawa agenda pribadi terkait tudingan yang dilontarkannya terhadap KAMI.

Baca Juga: Koreksi Mata Uang Asia, Rupiah Ditutup Melemah 30 Poin pada Jumat 3 Oktober 2020

Padahal menurut dia, saat memberikan Bintang Mahaputra ke dirinya dan Fadli Zon, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kritik adalah perbedaan dan tidak menghalangi pertemanan.

"Padahal presiden berkali-kali mengatakan bahwa sikap kritis tak menghalangi untuk bersahabat atau jangan-jangan banyak anggota kabinet yang punya agenda pribadi?" kata Fahri.

Dia menyayangkan sikap Moeldoko yang dengan mudah menuduh orang mengganggu stabilitas politik.

Baca Juga: Tindak Lanjuti Arahan Menteri ESDM, PLN Turunkan Tarif Listrik 7 Golongan Pelanggan Tegangan Rendah

"Gampang banget orang dituduh mengganggu stabilitas politik. Sikap para pembantu Presiden Jokowi dalam melihat oposisi dan suara-suara kritis masih memakai kacamata pra-reformasi dan pra-demokrasi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pengkritik bukan sekadar teman baik pemerintah, melainkan teman sejati.

Dalam negara demokrasi, dia mengatakan bahwa keberadaan oposisi adalah syarat bagi demokrasi itu sendiri.

Baca Juga: Tak Harus Mahal, Berikut 10 Bumbu Dapur yang Kaya Manfaat dan Mampu Obati Berbagai Gejala Penyakit

"Tapi pemerintah selalu nampak mengirim sinyal ganda. Gamang di depan corona, gamang juga di depan oposisi. Dan semakin tenang ia, nampak makin besar dan gagah kuasa. Semakin panik, maka ia nampak makin kecil dan lemah," ucap Fahri Hamzah.

Untuk itu, Fahri mengingatkan bahwa saat ini semua sedang menghadapi bencana.

Dirinya menilai pemerintah harus bisa mempersatukan bangsa menghadapi pandemi ini.

Baca Juga: Jalani Perawatan Usai Dinyatakan Covid-19, Donald Trump Diberikan Obat Antibodi Eksperimental

Terlebih setelah setelah krisis kesehatan, negara ini akan dihadapkan pula dengan resesi.

"Lalu kalau kita tidak bersatu, maka kita akan menjadi korban krisis ini. Kenapa kita memilih jadi korban? Jadi kita sangat berharap para pemimpin memahami situasi. Lalu dengan cara yang arif memimpin sebuah orkestra rekonsiliasi," tutur Fahri.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah