Pandemi Covid-19 Diduga Dimanfaatkan Mafia Rumah Sakit, IPW Desak Bareskrim Ambil Sikap

- 3 Oktober 2020, 14:26 WIB
Ilustrasi tes usap atau swab test.
Ilustrasi tes usap atau swab test. /Pikiran-rakyat.com/Ade Bayu Indra/

PR DEPOK - Belum lama ini Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenen (KSP) Moeldoko bersuara.

Diketahui keduanya meminta pihak rumah sakit untuk bersikap jujur mengenai data kematian pasien saat pandemi Covid-19.

Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

Baca Juga: Fadli Zon Desak WTO Jamin Ketersediaan dan Kemudahan Menjangkau Vaksin Covid-19

Sementara itu, dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 3 Oktober 2020, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan bahwa menyarankan agar Bareskrim Polri segera membongkar mafia rumah sakit yang memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk meraih keuntungan.

"Segera bongkar mafia rumah sakit yang memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk meraih keuntungan dengan cara meng-Covid-kan (memberi keterangan Covid-19, red) orang sakit yang sesungguhnya tidak terkena Covid-19," kata Neta S Pane, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Lebih lanjut, Ketua Presidium IPW itu juga melihat bahwa Bareskrim Polri belum bergerak untuk mengusut dan memburu mafia rumah sakit tersebut.

Baca Juga: KAMI Dituding Ganggu Stabilitas Politik, Fahri Hamzah Duga Moeldoko Bawa Agenda Pribadi

Ia pun mengatakan dugaan memberi keterangan Covid-19 bagi orang negatif virus tersebut telah marak dan ramai bermunculan di berbagai media sosial.

Diketahui, Neta juga mengutip ucapan Moeldoko di Semarang pada Jumat, 2 Oktober 2020 terkait dengan dugaan rumah sakit rujukan yang memberi keterangan Covid-19 pasien yang meninggal.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x