Sinyal Buruk Sebabkan Tugas Menumpuk, Remaja di Gowa Bunuh Diri Akibat Depresi dengan Tenggak Racun

- 20 Oktober 2020, 06:58 WIB
Ilustrasi remaja depresi.
Ilustrasi remaja depresi. /istimewa

PR DEPOK – Seorang siswi di Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020.

Kasat Reskrim polres Gowa, AKP Jufri mengatakan bahwa korban diduga bunuh diri dengan cara minum racun akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya.

Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya keterangan dari teman-temanya.

Menurut mereka, korban kerap bercerita perihal sulitnya akses internet di kampungnya yang menyebabkan tugas-tugasnya menjadi menumpuk.

Baca Juga: Dapat Laporan dari Bea Cukai, Penyelundupan 1,2 Kilogram Sabu-sabu Asal Malaysia Digagalkan Polisi

Menurut AKP Jufri, rumah korban memang secara geografis berada di wilayah pegunungan yang jangkauan sinyalnya tidak baik.

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan apabila motif tersebut memang menjadi alasan dibalik dugaan bunuh diri siswi tersebut, perlu dilakukan evaluasi dari PJJ di Kabupaten Gowa.

Evaluasi PJJ, kata dia, harus dilakukan secara menyeluruh oleh dinas pendidikan dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

Selain itu, KPAI juga mendorong peran sekolah dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah mental atau psikologis, terlebih akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Siap-siap, Warga Jakarta yang Bandel Menolak Tes dan Vaksin Covid-19 Akan Dikenakan Denda Rp5 Juta

Menurut Retno, peran wali kelas dan guru bimbingan konseling (BK) menjadi amat penting dan sangat strategis untuk membantu anak yang memiliki masalah psikologis.

“Peran wali kelas dan guru bimbingan konseling menjadi sangat strategis dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah psikologi, termasuk kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh"

"Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi WhatsApp atau aplikasi lain yang mudah dijangkau guru dan anak-anak,” ujar Retno dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Retno juga mengatakan bahwa selain perna guru, peran orang tua juga sangat besar dalam mencegah depresi pada anak.

Baca Juga: Remaja Tuna Grahita Rentan Jadi Objek Pelecehan Seksual, Tim Guru Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi

Menurutnya, suasana yang tidak nyaman atau adanya pertengkaran juga memicu depresi, meskipun bagi orang dewasa tampak sederhana.

“Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini bisa memicu depresi pada remaja. Remaja memang sering mengalami perubahan suasana hati atau mood,” katanya.

Itulah sebabnya, lanjut Retno, remaja yang terlihat murung atau sedih dianggap biasa oleh orang dewasa.

Padahal, bisa jadi itu merupakan gejala depresi pada remaja yang tidak disadari orang dewasa.

Baca Juga: Sebutkan Salah Satu Penerima Vaksin Covid-19, Wiku: Orang Sehat dan Belum Pernah Terinfeksi

“Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berlanjut dan menyebabkan munculnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri,” ujar Retno menambahkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x