Adanya Interaksi Ekonomi hingga Sejarah, Kepri Minta Akses Perbatasan dengan Malaysia Segera Dibuka

- 3 November 2020, 10:50 WIB
Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharudin (tengah) dan Dubes Malaysia Zainal Abu Bakar (kanan) usai menggelar pertemuan terkait pembukaan perbatasan antarnegara di Jakarta pada Senin, 2 November 2020.*
Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharudin (tengah) dan Dubes Malaysia Zainal Abu Bakar (kanan) usai menggelar pertemuan terkait pembukaan perbatasan antarnegara di Jakarta pada Senin, 2 November 2020.* /Dok. Humas Pemprov Kepri./

PR DEPOK - Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Bahtiar Baharudin meminta diskresi melalui Duta Besar (Dubes) Malaysia, Zainal Abu Bakar.

Permohonan tersebut terkait akses perbatasan antara Malaysia dengan Kepri untuk segera dibuka.

“Kepri berbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Menyusul pandemi Covid-19, hubungan ekonomi, sosial, dan budaya negara menjadi terganggu,” kata Bahtiar, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Tanggapi Megawati Soekarnoputri, Tsamara Amany Jelaskan Kontribusi Generasi Milenial bagi Bangsa

Ia mengaku sudah menjadi tugasnya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, apalagi antara daerah yang dipimpinnya saat ini dengan Malaysia masih serumpun.

Bahtiar juga menyebutkan bahwa masyarakat Kepri juga memiliki hubungan kekerabatan pertalian darah dengan masyarakat Malaysia.

Pjs Gubernur tersebut juga mengungkapkan bahwa Kepri di Indonesia, Johor di Malaysia, dan Singapura merupakan satu kawasan yang berbatasan langsung dan saling berinteraksi secara ekonomi, sosial dan budaya. Hanya beda pulau dan beda negara.

“Ibaratnya seperti Kota Depok, Tangerang Selatan, dan Jakarta Selatan. Ketiga daerah tersebut akan sangat bermasalah jika ditutup aksesnya. Bedanya, ini adalah pulau-pulau yang didiami penduduk di negara yang berbeda,” ujarnya.

Baca Juga: Bocorkan Kepulangan ke Indonesia, Menantu Habib Rizieq Sebut Pemimpin FPI Kantongi Izin Kembali

Lebih lanjut, Bahtiar menuturkan bahwa banyak masyarakat Kepri yang memiliki keluarga di Johor Bahru.

Demikian pula bagi masyarakat Kepri yang berobat, bekerja, dan sekolah ke Johor Bahru yang biasanya bisa pergi pagi pulang sore.

Misalnya, melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Kota Tanjungpinang, dari Kepri biasanya rata-rata 1.500 hingga 2.000 orang yang berlalu lalang setiap hari ke Johor Bahru.

“Tidak hanya dari Pelabuhan SBP, dari pelabuhan lain juga sangat banyak,” ujar Bahtiar.

Baca Juga: Dianggap Populer di Pasar Dunia, Distan Provinsi Banten Dorong Petani Kembangkan Pisang Cavendish

Ia juga menambahkan, hubungan interaksi antarmasyarakat dan antarpulau tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

“Kerajaan Johor zaman dahulu dipimpin sultan disebut Yang di-Pertuan Besar (semacam presiden), sedangkan Yang di-Pertuan Muda (semacam perdana menteri), yang dalam konteks sekarang berkedudukan di Istana Kota Piring di Hulu Sungai Cerang dan Istana di Pulau Penyengat,” ucapnya menjelaskan.

Melihat keterkaitan sejarah itu, hubungan sosial budaya tersebut sudah berlangsung berabad-abad. Akan tetapi, sudah delapan bulan ini kebiasaan-kebiasaan tersebut seakan berhenti dan hilang.

Ini berarti bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga interaksi sosial budaya juga menjadi sangat terganggu.

Baca Juga: Tertunda 3 Bulan, PN Jaksel Diminta Jelaskan Alasan Penundaan Sidang Praperadilan Nasabah WanaArtha

“Maka dari itu, kepada Pak Dubes Malaysia, Datuk Zainal Abu Bakar kami berharap ada diskresi atau pengecualiaan untuk membuka daerah perbatasan Malaysia-Kepri. Tentunya dengan protokol kesehatan yang disepakati,” tutur Bahtiar.

Ia turut mengundang Dubes Malaysia di Indonesia dan Pejabat Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) RI untuk berkunjung ke Kepri beberapa waktu ke depan sehingga bisa melihat langsung situasi Provinsi Kepri saat ini.

Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari pihak Dubes Malaysia.

Ia juga memberikan ucapan terima kasih karena sudah mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak Dubes Malaysia.

Baca Juga: DKI Jakarta Kota Terbaik, Teddy Gusnaidi: Itu Bukan Prestasi Anies Baswedan, Tapi Jokowi dan Ahok

Direktur Asia Tenggara Kemenlu RI, Deni Abdi menyebutkan bahwa selama ini hubungan bilateral kedua negara diwakili oleh Kemenlu.

Wilayah yang berdekatan dengan satu sama lain adalah Kepri dan Johor Bahru. Oleh karena itu, pihaknya mengajak Dubes Malaysia untuk mendengarkan aspirasi dari Pemprov Kepri.

“Kita bersilaturahmi untuk saling bertukar pikiran, karena memang Kepri berbatasan dengan Johor Bahru,” ujar Deni.

Di sisi lain, Dubes Malaysia, Zainal Abu Bakar menyampaikan apresiasi ke Pjs Gubernur Kepri yang sudah menyampaikan aspirasi masyarakat Kepri.

Baca Juga: Beda Pandangan dengan Megawati, Puan Maharani Sebut Generasi Z Berperan bagi Keberlangsungan Bangsa

Menurutnya, hal tersebut merupakan satu informasi yang sangat baik, yakni merapatkan hubungan antara Kepri dengan Malaysia.

“Selain mengatasi masalah Covid-19, kita juga harus memenuhi kebutuhan dan kepentingan rakyat kedua negara. Dampak ekonomi akibat pandemi juga dirasakan Malaysia dan Kepri,” kata Zainal.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah