Siap Rekonsiliasi, Habib Rizieq Sebut Harus Ada Ruang Dialog Antara Ulama dengan Pemerintah

- 12 November 2020, 19:06 WIB
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal./

PR DEPOK – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) mengatakan siap jika harus berdamai atau rekonsiliasi dengan pemerintahan Joko Widodo.

Akan tetapi sebelum itu, Habib Rizieq menginginkan ada ruang dialog antara ulama dengan pemerintah.

“Ada yang teriak rekonsiliasi-rekonsiliasi, mana bisa rekonsiliasi kalau pintu dialog tidak dibuka? Buka dulu dialog baru rekonsiliasi. Tidak ada rekonsiliasi tanpa buka dialog,” ujar Habib Rizieq, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Baca Juga: Oknum TNI Simpatisan Habib Rizieq Ditahan, DPR: Terlalu Berlebihan, Panglima Harus Lebih Bijak

Ia berpendapat, dialog antara ulama dan pemerintah menjadi penting untuk menjernihkan banyak persoalan yang ada.

Ruang dialog tersebut diharapkan dapat membuat kedua belah pihak duduk bersama untuk menyampaikan pendapat masing-masing.

Akan tetapi, Rizieq akan tetap membuka ruang dialog dengan pemerintah dengan satu syarat, yakni dengan menghentikan kriminalisasi terhadap ulama maupun para aktivis.

“Masih banyak ulama-ulama kita yang menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah sepuh, bebaskan Habib Bahar bin Smith yang dizalimi, bebaskan Doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Pak Anton Permana, Pak Jumhur Hidayat, bebaskan dulu mereka,” ujar dia.

Baca Juga: Ramai Dikunjungi Banyak Orang, Wagub DKI Jakarta Minta Habib Rizieq Atur Jadwal Kunjungan

Ia juga meminta pemerintah untuk membebaskan para buruh, mahasiswa, dan pelajar.

“Bebaskan dulu para buruh, bebaskan mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan para pelajar yang sampai sekarang masih memenuhi ruang tahanan. Bebaskan dulu mereka, tunjukkan niat baik,” ucap Habib Rizieq.

Ia menyebutkan jika niat baik pemerintah dengan menghentikan kriminalisasi ulama dan para aktivis nantinya dapat membuka ruang dialog untuk menciptakan rekonsiliasi.

“Kalau ada niat baik, akan kita sambut. Ke depannya mari sama-sama dialog, Insya Allah. Namun, dialog mesti punya syarat, soal nanti pemerintah inginnya apa dari umat, sampaikan, apa yang pemerintah mau. Anda mau ngomong sejam, 3 jam, 12 jam, kita akan dengar, tetapi setelah anda bicara dengar juga kami bicara,” katanya.

Baca Juga: Siap Damai dan Hidup Tanpa Kegaduhan, HRS Minta Pemerintah Bebaskan Ulama-Aktivis yang Ditahan

Menurut Rizieq, para ulama dan habaib merupakan penyambung lidah rakyat. Sebab, masyarakat akan melaporkan apa yang dialaminya kepada kiai dan ulama.

“Setelah dialog ini terbuka, baru ada yang namanya rekonsiliasi. Mana ada rekonsiliasi tanpa adanya dialog?” kata Habib Rizieq.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah