PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-17. Pasukan Vladimir Putin masih juga melakukan penyerangan.
Gambar satelit menunjukkan pasukan Rusia semakin dekat ke Kyiv dan tampaknya menembakkan artileri ke daerah pemukiman di Ukraina.
Pasukan Rusia diduga berkumpul kembali untuk serangan di Kyiv ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan negaranya telah mencapai titik balik strategis dalam konflik tersebut.
Baca Juga: Luhut Buka Suara Soal Penundaan Pemilu: kalau Suara Itu Besar, DPR dan Parpol Mesti Dengar
Sirene serangan udara terdengar di Kyiv pada Sabtu dini hari. Ada juga laporan tentang penembakan besar-besaran dari pasukan Ukraina.
Hari sebelumnya, pasukan Rusia membombardir kota-kota di seluruh Ukraina dan tampaknya serangan udara Rusia menghantam tiga kota di Ukraina, termasuk dua di barat Ukraina.
Serangan itu menghantam lapangan udara di Lutsk dan Ivano-Frankivsk, jauh dari area utama konflik dan bangunan tempat tinggal di Kota Dnipro yang strategis dan penting.
Baca Juga: Apakah Bansos PBI Bisa Dicairkan dalam Bentuk Tunai? Simak Penjelasan dan Cara Cek Penerima Bantuan
Ratusan ribu warga sipil masih terjebak dan berada di bawah tembakan di kota-kota Ukraina, tetapi kondisi terparah ada di Mariupol.
10 hari setelah pengepungan Rusia, penduduknya tidak memiliki akses listrik atau jaringan telepon seluler, air serta makanan yang hampir habis.
Sejauh ini, Ukraina khawatir Belarus akan melancarkan invasi ke Ukraina pada hari Sabtu setelah pertemuan di Moskow antara presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Belarusia, Alexander Lukashenko.
Baca Juga: Sang Suami Ditahan Gegara Kasus Penipuan, Istri Doni Salmanan Minta Diberi Kesabaran
Ukraina menuduh Rusia menembaki pemukiman Belarusia di dekat perbatasan dari wilayah udara Ukraina dalam upaya untuk menyeret Belarus ke dalam perang.
Intelijen barat melaporkan, mayor jenderal Rusia ketiga telah tewas di Ukraina dan memperkirakan bahwa sekitar 20 jenderal besar akan berkomitmen untuk invasi, menyiratkan tingkat korban yang relatif tinggi.
Terkiat invasi ke Ukraina, pemerintah Barat mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif hukuman pada perdagangan Rusia untuk lebih mengisolasi Moskow dari ekonomi global.
Kelompok negara-negara kaya G7 mengatakan akan mencabut status negara paling disukai Rusia di bawah aturan Organisasi Perdagangan Dunia.
Sebelumnya, Joe Biden mengumumkan rencana untuk melarang impor makanan laut, vodka, dan berlian dari Rusia sebagai pembalasan atas perang Vladimir Putin di Ukraina.
Biden mengatakan larangan itu akan menjadi bagian dari langkah AS untuk mencabut hubungan perdagangan normal dengan Rusia.
Baca Juga: Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara Didukung Rusia, Amerika Serikat Kembali Jatuhi Sanksi Baru
AS juga telah menjatuhkan sanksi pada sekelompok elit Rusia termasuk miliarder Viktor Vekselberg, tiga kerabat Juru Bicara Vladimir Putin dan anggota parlemen.
Tidak hanya itu, AS juga menuduh Rusia melanggar prinsip-prinsip keselamatan nuklir.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan, AS prihatin tentang tindakan sembrono Rusia dan pelanggaran prinsip-prinsip keselamatan nuklir termasuk menghentikan pasokan suku cadang ke fasilitas nuklir, kekhawatiran atas kondisi staf, dan kerusakan fasilitas penelitian nuklir.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB sudah bertemu untuk membahas klaim Moskow bahwa AS mendanai kegiatan biologis militer di Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menyebut momok menakutkan dari penyebaran agen bio yang tidak terkendali dari Ukraina di seluruh Eropa.
Baik AS dan Ukraina dengan tegas membantah bahwa mereka mengembangkan senjata biologis di dalam negeri.
Baca Juga: Pengertian Bansos PBI dan Cara Cek Penerima Bantuan secara Online via cekbansos.kemensos.go.id
Sebelumnya, AS telah memperingatkan kemungkinan senjata kimia atau biologi digunakan oleh Rusia.
AS dan Inggris khawatir jika Rusia mengatur panggung untuk menggunakan senjata kimia di Ukraina dan menggunakan tuduhan laboratorium bio sebagai dalih.***