Kemudian Universitas Maritim Raja Ali Haji, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia, termasuk dua orang maestro Pantun Indonesia, yaitu HM Ali Achmad dan OK Nizami Jamil.
Baca Juga: Jadi Saksi Kasus Korupsi PT Dirgantara Indonesia, KPK Panggil Tiga Pensiunan TNI
Sementara itu, disinggung mengenai pelestarian di kalangan siswa, Hilmar menjelaskan pelajaran mengenai pantun, ada di dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
"Namun belum mendapatkan sorotan. Kami ingin ke depan dengan penetapan Unesco ini, pantun semakin ditonjolkan," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan bukan hanya sarana untuk berekspresi melainkan juga agar melatih kreativitas anak dalam bermainan kata.
Baca Juga: Kontras Sebutkan Kejanggalan Rekonstruksi Laskar FPI, Anton Charliyan: Ada Bukti Baru
Selain itu, dirinya juga mengajak para guru untuk mempopulerkan pantun, dengan melatih siswa membuat pantun.
"Bikin aja dulu, nanti juga pelan-pelan akan menjadi kebiasaan. Jika nanti menjadi pergaulan akan semakin indah," tuturnya.
Selain itu, dirinya memberi contoh bagaimana pada film-film Hollywood yang mana pada dialognya mengutip karya sastra besar dan itu luar biasa.
Baca Juga: Ketersediaan Vaksin Covid-19, Airlangga Hartarto: Tingkatkan Kepercayaan Publik