Pembelajaran Tatap Muka Tergantung pada Kondisi Kesehatan Anak dan Upaya Perlindungan Sekolah  

- 7 Juni 2021, 14:35 WIB
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), di SMP Darul Hikam, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Darul Hikam menjadi salah satu sekolah swasta yang menyatakan kesiapannya melakukan PTM.
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), di SMP Darul Hikam, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Darul Hikam menjadi salah satu sekolah swasta yang menyatakan kesiapannya melakukan PTM. /BeritaKBB/Ade Bayu Indra

World Health Organization menyebutkan sebanyak 8,5% dari total penderita Covid-19 di dunia adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Angka kematian ini juga lebih sedikit dan gejala penyakit Covid-19 lebih ringan, tapi mereka juga mengalami masa kritis saat terserang Covid-19.

Selain itu dari penelitian di sejumlah negara terkuak anak-anak di bawah usia 18 tahun seperti 15 tahun dan sembilan tahun dinilai berisiko kecil dalam penularan Covid-19. Namun, anak-anak di bawah satu tahun beresiko terpapar penyakit tersebut.

Tuty mengemukakan sejumlah kluster Covid-19 terjadi di sekolah-sekolah yang terdapat di berbagai negara. Mereka mengalami gejala lebih sedikit dan sakit tidak terlalu parah, sehingga kasus ini tak terdeteksi.

Baca Juga: Penghina DPR-Presiden Terancam 2 hingga 4,5 Tahun Penjara, Gde: Bohongi dan Bodohi Rakyat Apa Hukumnya?

Spesialis dokter anak dari Primaya Evasari Hospital, Ria Yoanita mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dan pihak sekolah saat memulai pembelajaran tatap muka.

Cek kondisi kesehatan secara berkala kondisi kesehatan anak dengan mengukur suhu tubuh anak setiap hari dengan thermo gun. Alat ini diharapkan menampilkan hasil pengukuran suhu tanpa bersentuhan dengan permukaan kulit.

Jika suhu tubuh anak di atas batas, batuk, dan sesak napas sebaiknya minta izin untuk tetap di rumah.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x