Adakan Program 'Nikah Massal', Mendikbud: Kerja Sama SMK dan Inudstri Akan Saling Menguntungkan

- 28 Juni 2020, 13:20 WIB
ILUSTRASI siswa tingkat SMK.*
ILUSTRASI siswa tingkat SMK.* /Kemdikbud/

PR DEPOK - Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kehadiran SMK dirancang untuk menyiapkan lulusan yang dapat bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki.

Tetapi pada realitanya, bisa dibilang kurang sesuai harapan. Sebab, seiring waktu berjalan angka pengangguran kian meningkat.

Salah satu faktornya, karena dunia usaha dan dunia industri yang terus bergerak dinamis. Maka kondisi tersebut harus dijawab lewat peningkatan secara terus-menerus kemampuan, sikap, dan keterampilan guru.

Baca Juga: AKB Diterapkan, 29 Objek Wisata Alam Ini Kembali Dibuka di Jawa Barat 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan program 'pernikahan massal' antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan industri akan saling menguntungkan satu sama lain dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

Bahkan, menurut Nadiem Makarim hubungan antara SMK dan industri tidak hanya sekedar kerja sama biasa.

Tetapi, kerja sama yang intens mulai dari penyusunan kurikulum, pembelajaran hingga praktik kerja industri yang dirancang secara bersama-sama.

Kurikulum SMK, tidak hanya disusun oleh pihak sekolah tetapi juga bersama-sama dengan mitra industri.

Baca Juga: Coba Kudeta Erdogan, 121 Orang Dipenjara Sumur Hidup 

"Kita harus lihat hasilnya mana, surat pernikahannya mana. Surat pernikahan itu tidak sah kalau tidak ada perjanjian rekrutmen," kata Nadiem dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Kalau belum ada surat dan pernyataan akan merekrut lulusan tersebut, berarti industri masih tidak yakin dengan kualitas lulusan sekolah itu

Selain itu, industri juga dapat memberikan beasiswa dan ikatan dinas kepada pihak sekolah yang diajak kerja sama.

Branding industri itu diberikan kepada murid, karena dia percaya dengan program (kurikulum) itu dan juga join research project yang merupakan satu contoh paket pernikahan,” tutur Nadiem.

Baca Juga: Hati-hati Melintas di Tol Jagorawi KM 43 Bogor, Jasa Marga Beri Imbauan 

Menurut Nadiem, tak dipungkiri bahwa industri membutuhkan banyak sekali sumber daya manusia (SDM) siap kerja.

Salah satu alasan mengapa lulusan SMK masih banyak yang mengganggur adalah ketersediaannya tenaga kerja yang ada kurang memadai.

Lebih lanjut, Nadiem menuturkan, hal itu terjadi karena kompetensi lulusan yang dihasilkan SMK tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri.

Baca Juga: Diduga Jual 7 anak-anak untuk Jadi PSK via Michat, Muncikari Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara 

Jika program 'pernikahan massal' itu terwujud, kata Nadiem, industri sangat diuntungkan karena dapat mengurangi biaya pelatihan dan SMK juga diuntungkan karena lulusannya diserap industri.

Industri harus dapat melihat SMK sebagai sarana untuk mencetak SDM yang memiliki kompetensi dan harganya pun kompetitif.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x