Betelgeuse Diduga Akan Meledak, Astronom Ungkap Penyebab Bintang Bumi Paling Terang yang Meredup

- 18 Agustus 2020, 10:09 WIB
 Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana wilayah selatan Betelgeuse mungkin menjadi lebih redup selama beberapa bulan.
Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana wilayah selatan Betelgeuse mungkin menjadi lebih redup selama beberapa bulan. /Reuters

PR DEPOK - Para astronom telah mengungkapkan penyebab meredupnya salah satu bintang paling terang di langit malam.

Bintang bernama Betelgeuse diketahui terlihat mulai redup sejak tahun lalu dan terus berlanjut hingga tahun ini, bahkan diperkirakan akan menjadi bintang mati dengan cara yang dramatis.

Fenomena itu telah menciptakan teori bahwa Betelgeuse akan segera meledak dalam supernova besar yang akan terlihat dari Bumi.

Baca Juga: Makna Baju Adat Timor Tengah Selatan yang Dipakai Jokowi Saat Jadi Inspektur Upacara HUT RI ke-75 

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Star, Selasa, 18 Agustus 2020, kendati ada anggapan demikian, berdasarkan pengamatan Teleskop Ruang Angkasa Hubble, para astronom mengatakan bahwa mereka percaya Betelgeuse telah mengeluarkan awan padat yang sangat panas.

Awan padat tersebut dipancarkan ke ruang angkasa yang dingin yang akhirnya menciptakan sebuah awan debu raksasa.

Awan debu ini kemudian menghalangi cahaya Betelgeuse dan membuatnya tampak lebih redup jika dilihat dari Bumi.

Lebih lanjut lagi, para astronom menganggap bahwa bintang tersebut sudah mendekati akhir siklus hidupnya ketika ia meledak, fenomena tersebut disebut sebagai supernova.

Baca Juga: Perombakan Total, Barcelona Dikabarkan Siap Jual Separuh Pemainnya Kecuali 4 Orang 

"Sejujurnya, kami tidak tahu pasti seberapa cepat Betelgeuse akan menjadi supernova," kata ahli astrofisika Andrea Dupree, direktur Divisi Ilmu Planetary Bintang Matahari di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian dan pemimpin penelitian yang diterbitkan minggu ini di Astrophysical Journal pada Jumat, 14 Agustus 2020.

"Sepertinya tidak dalam masa hidup kita. Tapi, kita tidak tahu bagaimana sebuah bintang berperilaku seperti itu minggu sebelumnya, lalu meledak pada minggu berikutnya," sambungnya.

Dalam supernova, bintang besar seperti Betelgeuse mengeluarkan sejumlah besar unsur berat, termasuk karbon, oksigen, kalsium, dan besi ke ruang angkasa yang menjadi bahan penyusun bintang generasi baru.

Baca Juga: Ditegur Joko Anwar Usai Bagikan Tautan Film Ilegal, Ttjahjo Kumolo: Saya Minta Maaf, Saya Siap Bayar 

Betelgeuse terletak relatif dekat tata surya kita, sekitar 725 tahun cahaya. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahu yakni 5,9 triliun mil (9,5 triliun km).

Keredupannya dimulai pada Oktober 2019 lalu dan pada pertengahan Februari telah kehilangan lebih dari dua pertiga pancaran cahayanya.

Bintang Betelgeuse dikategorikan sebagai bintang super raksasa merah, jenis bintang terbesar di ruang angkasa. Bahkan dikatakan lebih dari 10 kali massa Matahari.

Baca Juga: Obati Rindu Lomba 17 Agustusan, Warganet Ramaikan Tarik Tambang Virtual 

Para astronom mengatakan jika Betelgeuse berada di Galaksi Bima Sakti, efeknya bisa dirasakan hingga planet Jupiter.

Para ilmuwan masih belum dapat menjelaskan bagaimana awan debu itu terbentuk dan berharap dapat mempelajarinya lebih lanjut untuk lebih memahami apa yang mungkin terjadi dengan Betelgeuse.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah