Ilmuwan Dibuat Bingung dengan Penemuan Adanya Materi Gelap Misterius

- 16 September 2020, 13:18 WIB
Ilmuwan menemukan adanya materi gelap misterius di galaksi Bima Sakti
Ilmuwan menemukan adanya materi gelap misterius di galaksi Bima Sakti /New York Post

PR DEPOK – Melalui sebuah pengamatan baru, ilmuwan kembali dibuat bingung oleh penemuan materi gelap atau benda misterius tidak terlihat yang menyusun sebagian besar massa galaksi termasuk galaksi Bima Sakti.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Post, penelitian yang diterbitkan minggu ini mengungkap adanya perbedaan tidak terduga antara pengamatan konsentrasi materi gelap di tiga gugus galaksi masif yang mencakup triliunan bintang dengan simulasi komputer teoretis tentang bagaimana materi gelap harus didistribusikan.

Seorang Astrofisikawan Universitas Yale, Priyamvada Natarajan yang juga merupakan salah satu penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Jumat mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui apakah dalam pengamatan dan simulasi pihaknya tersebut terdapat unsur yang hilang atau asumsi mereka yang keliru mengenai sifat bintang.

Baca Juga: Dinilai Tak Efektif Tuntaskan Pandemi, Apindo Sebut Kemungkinan Ekonomi Nasional Kolaps Akibat PSBB

"Entah ada unsur yang hilang dalam simulasi atau kami telah membuat asumsi yang salah mendasar tentang sifat materi gelap," kata dia.

Diketahui bahwa materi gelap merupakan lem tak terlihat yang menyatukan bintang-bintang di dalam galaksi.

Materi tersebut juga menciptakan perancah tidak terlihat yang memungkinkan galaksi membentuk suatu kelompok.

Baca Juga: Perbaiki Kesenjangan Ekonomi, 4 Sektor Alami Kenaikan Serapan Anggaran pada Program PEN

Namun, materi gelap yang ditemukan baru-baru ini memiliki sifat yang sangat aneh.

Itu karena ia tidak memancarkan, menyerap atau memantulkan cahaya, dan tidak berinteraksi dengan partikel yang diketahui.

Sekitar 96 persen materi di alam semesta merupakan materi gelap, sedangkan materi biasa atau materi yang terlihat yang membentuk bintang, planet, dan manusia hanya sekitar 4 persen.

Baca Juga: Antisipasi Penularan Covid-19, Taman Nasional Komodo Membuka Pendaftaran Online

Itu berarti sebagian besar alam semesta terisi dengan materi gelap.

Kehadiran materi gelap hanya diketahui melalui tarikan gravitasinya pada materi yang terlihat di luar angkasa.

Ini berbeda dari energi gelap yang sama misteriusnya dan tak terlihat tersebut serta dianggap sebagai properti ruang dan mendorong percepatan ekspansi alam semesta.

Baca Juga: Ponsel Black Market di Indonesia Resmi Diblokir Kominfo, Bagaimana Nasib Pengguna Lama?

Energi gelap itu dianggap menjijikkan.

Selain itu, materi gelap itu menarik melalui gravitasi.

Studi baru ini melibatkan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Very Large Telescope dari Observatorium Selatan Eropa di Chili.

Baca Juga: Pasokan Terganggu Akibat Badai, Harga Minyak Dunia Lanjutkan Kenaikannya

Menurut ahli astrofisika dan penulis utama studi, Massimo Meneghetti dari Observatorium Astrofisika dan Ilmu Luar Angkasa di Bologna dan Institut Nasional Astrofisika di Italia, ketika cahaya dari sumber yang jauh seperti galaksi jauh bergerak melalui materi berupa galaksi lain atau sekelompoknya, cahaya dibelokkan dan membelok.

Sebuah fenomena itu kemudian disebut dengan "pelensaan gravitasi"

Pengamatan baru menunjukkan bahwa terdapat efek pelensaan gravitasi yang dihasilkan oleh galaksi yang berada di dalam gugus galaksi besar jauh lebih kuat daripada yang dibayangkan oleh teori materi gelap saat ini.

Baca Juga: Tak Bisa Dapatkan BSU Rp 600.000, Tenaga Honorer Dipastikan Terima Bantuan Sosial dari Pemerintah

Hal itu menunjukkan adanya konsentrasi materi gelap yang tak terduga di galaksi ini dan itu cukup mengejutkan para ilmuwan.

"Ini cukup mengejutkan," tutur Meneghetti.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x