Nadiem Makarim menyatakan bahwa metode perhitungan yang dilakukan sebelumnya tersebut merugikan sekolah yang memiliki murid sedikit dan berada di daerah 3T.
Sementara itu, mantan bos Gojek tersebut juga menilai bahwa bagi sekolah yang jumlah muridnya besar akan diuntungkan karena dapat menikmati economic of skill dan bisa memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.
"Ke depannya, kami akan mengubah cara perhitungan BOS. Tidak hanya berdasarkan jumlah peserta didik, tetapi ada Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dari Badan Pusat Statistik," katanya.
Lebih lanjut Nadiem menjamin melalui perubahan perhitungan dana BOS tersebut tidak akan ada sekolah yang menerima dana BOS dengan nilai yang turun.
Baca Juga: Dituduh Sengaja Sebarkan Covid-19 ke Dunia, Xi Jinping: Jangan Ada Negara yang Politisasi Virus!
Ia menilai bahwa untuk sekolah yang berada di daerah 3T dan jumlah murid sedikit, dana BOS yang diterima akan meningkat.
Dalam kesempatan tersebut Nadiem Makarim mengatakan adanya penambahan anggaran tersebut, yang berasal dari realokasi dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja sebesar Rp2,5 triliun.
"Besaran dana BOS tidak bisa disamakan satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sekolah yang lebih berhak menerima bantuan kita, seharusnya menerima uang yang lebih," ujarnya mengakhiri.***