Jika Joe Biden Dilantik Presiden AS, Twitter Akan Cabut 'Kebijakan Pemimpin Dunia' Donald Trump

11 Desember 2020, 08:00 WIB
Kolase foto Donald Trump (kiri) dan Joe Biden (kanan). /Dok. adnanabuamer.com/

PR DEPOK - Euforia kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 begitu terasa, setelah menghadapi persaingan pemilu yang ketat melawan Donald Trump.

Semasa kampanye, Joe Biden dan Donald Trump terlihat sering melempar sindiran melalui media sosial, khususnya Twitter.

Keduanya diketahui bersama saling menyerang demi memperlihatkan keunggulan masing-masing di depan publik.

Baca Juga: Prediksi Skema Lengkap Undian Babak 16 Besar Liga Champions Musim 2020-2021

Donald Trump yang berasal dari Partai Republik seringkali melayangkan tuduhan dan sindiran melalui akun Twitternya.

Apalagi setelah Joe Biden dinyatakan memenangkan pemilu AS, Donald Trump sering melayangkan tuduhan terkait kecurangan Joe Biden.

Hal tersebut tentunya telah melanggar kebijakan yang berlaku dalam Twitter. Sementara Donald Trump masih menjabat sebagai presiden, dia masih dilindungi oleh Twitter dengan "kebijakan Pemimpin Dunia".

Baca Juga: Jerman dan Spanyol Mendominasi, Berikut Daftar Lengkap Tim yang Lolos Babak 16 Besar Liga Champions

Kebijakan Pemimpin Dunia secara efektif melindungi Donald Trump dan memungkinkannya untuk mengunggah teori konspirasi, tuduhan atau propaganda terkait pemilu AS.

Namun kebijakan Twitter tersebut akan segera dicabut setelah Joe Biden dilantik pada 20 Januari 2021 mendatang.

Berdasarkan laporan Forbes pada Kamis lalu, 3 Desember 2020, seorang juru bicara Twitter mengatakan bahwa tweet Donald Trump pada akhirnya bisa menyebabkan pelarangannya dari layanan Twitter begitu hari pelantikan tiba dan status kepresidenannya akan hilang.

Baca Juga: Ditetapkan sebagai Tersangka, Polri Kenakan Habib Rizieq Pasal Berlapis

Setelah melewati 20 Januari, Donald Trump yang telah menjadi mantan presiden AS harus mematuhi pedoman Twitter apabila masih ingin menggunakan layanan tersebut seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Rappler.

Jika Donald Trump masih melakukan hal serupa dengan mengunggah semacam tuduhan atau propaganda, ia akan diberi sanksi yang meningkat oleh Twitter, bahkan memungkinkan dirinya akan kehilangan akun Twitter pribadinya.

Selain itu Donald Trump tampaknya harus berjuang mengembalikan pengaruhnya karena jumlah pengikut di Twitter pribadinya telah mengalami penurunan besar dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan laporan Forbes, setidaknya 220.000 orang berhenti mengikuti akun Donald Trump.

Baca Juga: Masih Tunggu Izin BPOM, Bio Farma Ungkap Jadwal Vakinasi Covid-19 Tahap Pertama

Meski hingga kini Donald Trump masih bisa menggunakan akun pribadinya, tapi dia akan kehilangan akses ke akun media sosial kepresidenan karena akun Twitter @POTUS akan diserahkan kepada Joe Biden pada hari pelantikan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Rappler

Tags

Terkini

Terpopuler