Penemuan Baru dari Draganflyer, Virus Corona dapat Dideteksi Oleh Drone

24 Februari 2020, 16:28 WIB
Penemuan Baru dari Draganflyer, Virus Corona dapat Dideteksi Oleh Drone /Digital Trends

PIKIRAN RAKYAT - Smithsonian National Air and Space Museum di Washington DC memiliki sebua drone yang disebut Draganflyer X4-ES buatan sebuah perusahaan bernama Draganfly.

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Digital Trends Draganfly merupakan perusahaan yang pertama kali mengenalkan perangkat drone pada tahun 1999.

Pada Mei 2013, Draganflyer juga mencatat sejarah baru di Saskatchemwan , Kanada sebagai drone pertama yang dirancang untuk menyelamatkan kehidupan manusia.

Baca Juga: Youtuber Wanita Asal Amerika Miliki Keunikan Hidup sebagai Bayi dan Habiskan Ratusan Popok

Dilahirkan dari perusahaan Draganflyer, membuat Draganflyer X4-ES bukan sekadar sebuah drone.

"Organisasi pencarian dan penyelamatan menggunakan salah satu drone kami yang dilengkapi dengan kamera termal," kata Cameron Chell, CEO dan ketua Draganfly, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari Digital Trends.

Organisasi itu bermaksud mencari korban kecelakaan mobil, yang telah hilang dari tempat kejadian perkara karena cedera di kepala saat badai salju.

Baca Juga: Disdik Depok Apresiasi Program OC untuk Meningkatkan Kualitas Pelajar

Setelah pencarian dilakukan selama dua hari, korban kemudian ditemukan di daerah berhutan berkat bantuan drone dari Draganflyer.

Dewasa ini, produk-produk drone dari Draganflyer terus digunakan untuk menyelamatkan banyak jiwa.

Dalam waktu dekat, Draganflyer mungkin bergabung untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan aplikasi yang ia miliki.

Baca Juga: Hugh Jackman Kirim Pesan Dukungan pada Anak Malang Quaden Bayles yang Dibully

Sejauh ini, virus corona atau yang juga dikenal sebagai COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 76.000 orang di seluruh dunia.

Setidaknya ada 2.244 korban jiwa, dengan 11 diantaranya terjadi di luar daratan Tiongkok.

Baru-baru ini, Cameron Chell mengatakan bahwa ia menerima julukan "Penyelidikan yang sangat kredibel" dalam upayanya menggunakan teknologi drone untuk membantu melacak penyebaran virus corona.

Baca Juga: Twitter Akan Rilis Fitur Baru untuk Perangi Berita Hoaks

Kendati belum ditemukan vaksin untuk menangkal virus corona, pelacak drone setidaknya dapat digunakan untuk membantu mengehentikan penyebaran virus lebih lanjut.

Memantau dari Kejauhan

Saat ini, di Tiongkok sendiri, tempat-tempat yang penuh dengan keramaian seperti bandara, pabrik, dan pelabuhan telah memiliki termometer inframerah genggam untuk mendeteksi suhu tubuh orang-orang, alat itu juga dapat mendeteksi mereka yang memiliki gejala flu.

Baca Juga: Merasa Tersindir, Korea Selatan Danai Perbaikan Apartemen Semi Basemen Layaknya Potret dalam Film Parasite

Perangkat ini berbentuk menyerupai pistil kecil berwana putih yang dapat digunakan dengan cara menunjukkannya pada dahi orang yang disasar.

Chell mencatat bahwa sensor yang dikerahkan oleh drone Draganflyer dapat menawarkan cara-cara tambahan untuk mencari tanda-tanda infeksi potensial virus corona.

Salah satunya adalah suhu yang dapat diukur pada jarak yang lebih jauh daripada "senjata termometer" inframerah yang sudah digunakan.

Baca Juga: Target Rampung 2021, Budi Karya Tegaskan Virus Corona Tak Hambat Pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sensor inframerah udara ini dapat digunakan untuk membaca suhu wajah seseorang pada jarak 100 yard atau lebih jauh.

Chell mengatakan bahwa ia memanfaatkan beberapa teknologi pintar seperti radar Doppler dan AI.

Drone Draganflyer dapat melakukan segalanya, mulai dari memantau tingkat stres, mata berair, hingga tekanan darah. Bahkan ada sensor tertentu untuk mengukur detak jantung.

Baca Juga: Laporkan 763 Kasus Baru Virus Corona, Begini Nasib Buruh WNI di Daegu

Drone pendeteksi virus corona produksi Draganflyer ini akan berpotensi digunakan untuk "penggunaan pemerintah."

Chell mengatakan bahwa kesepakatan itu saat ini masih ada dalam tahapan diskusi, meskipun ada tingkat minat yang kuat diungkapkan oleh negara tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Digital Trends

Tags

Terkini

Terpopuler