Pemakaian Kompor Listrik Lebih Hemat Dibandingkan Kompor LPG, Bisa Untung Rp86.335 per Bulan

- 25 September 2022, 11:02 WIB
Kompor listrik.
Kompor listrik. /

PR DEPOK – Pemerintah saat ini sedang menggalakkan konversi pemakaian kompor LPG ke kompor listrik.

Uji coba telah dilakukan di Solo dan di Denpasar, bertujuan untuk mengalihkan energi berbasis impor menjadi energi berbasis domestik demi ketahanan energi nasional.

PT. PLN juga sudah membuktikan bahwa pemakaian kompor listrik jauh lebih menguntungkan dibanding menggunakan kompor LPG.

Baca Juga: Mulai 5 Oktober 2022 Siaran Analog di Jabodetabek Dihentikan, Siap-Diap Beralih ke Siaran Digital

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari antaranews.com, Uji program koversi kompor LPG ke kompor listrik atau induksi dilakukan di dua kota di Indonesia, yaitu di Solo (Jawa Tengah) dan di Denpasar (Bali) oleh Kementerian ESDM bersama PT. PLN (Persero).

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan PT. PLN tengah membagikan paket kompor induksi kepada masyarakat guna mematangkan program tersebut.

“PLN sedang melakukan uji coba di dua kota, masing-masing 1.000 keluarga penerima manfaat di Denpasar dan Solo. Kita mempelajari keberterimaan terhadap kompor induksi ini,” terang Dadan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 21 September 2022.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia Minggu, 25 September 2022: Virus Corona di Korea Selatan Kian Bertambah

Terdiri dari tipe 2 tungku paket kompor induksi gratis yang diberikan ini, yakni kompor berdaya 1.000 Watt dan daya 1.800 Watt, dengan sasaran penerima paket ini adalah rumah tangga kecil berdaya 450 VA, 900 VA dan usaha mikro.

Selain itu penerima paket akan dibantu untuk mendapatkan penyesuaian daya listrik secara gratis tanpa harus menaikkan daya kontrak dengan tarif subsidi seperti semula.

“Terobosan yang kita lakukan adalah mengganti Miniatur Circuit Breaker (MCB) nya dari 450 VA menjadi 3.500 VA, dan 900 VA menjadi 4.400 VA. Kita khusus untuk program ini, nanti untuk keluarga yang memang berhak menerima subsidi ini, otomatis tarifnya mengikuti harga subsisi,” urai Dadan.

Baca Juga: Jelang Kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Korea Utara Kembali Tembakan Rudal Balistik Jarak Pendek

Program konversi kompor LPG ke kompor induksi dilakukan untuk mensukseskan program pemerintah terkait Ketahanan Energi Nasional melalui program pengalihan energi berbasis impor menjadi energi berbasis domestik.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari indonesiabaik.id, penggunaan kompor induksi pada dapur rumah tangga menghasilkan kompor yang lebih aman, mudah, dan efisien.

Keunggulan kompor induksi ini salah satunya lebih praktis sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis.

Kompor listrik ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat.

Baca Juga: Prabowo Subianto Akui Perhitungkan Potensi Ridwan Kamil

Panas yang dihasilkannya pun langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman.

Jika dilihat dari sisi waktu memasak, kompor induksi ini juga lebih cepat karena memungkinkan penyebaran panasnya lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.

Kompor induksi lebih aman dikarenakan tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

Kemudian lebih murah dari segi biaya jika dibandingkan penggunaan kompor LPG.

Baca Juga: Cara Cek BPUM 2022 Online Pakai NIK KTP dengan Login eform.bri.co.id

Hasil uji coba PLN membuktikan, rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp125.400.

Sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp204.800 per bulannya.

Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi rinciannya sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh.

Dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan memasak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp86.335 setiap bulan.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x