Akun Penyebar Ujaran Kebencian ke Donald Trump Ditindak, Seorang Transpuan Nilai Twitter Tak Adil

- 4 Oktober 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi aplikasi Twitter.*
Ilustrasi aplikasi Twitter.* / Pixabay/PhotoMIX-Company./

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, Evan Greer mengatakan bahwa sebagai transpuan, dan juru bicara utama organisasi hak digital Fight For the Future, dirinya menerima ancaman pembunuhan secara rutin baik mingguan, bahkan terkadang setiap hari.

"Keputusan untuk tiba-tiba menegakkan kebijakan ini menggarisbawahi bahwa keputusan moderasi konten yang terpusat dengan monopoli Big Tech akan selalu melindungi yang kuat, dan membungkam yang terpinggirkan," katanya.

Untuk diketahui banyak orang di Twitter menggambarkan kebijakan tersebut sebagai sikap munafik, beberapa pengguna menunjukkan bahwa mereka secara teratur telah menerima ancaman pembunuhan dengan sedikit tanggapan dari pihak Twitter.

Sementara itu aturan Facebook sedikit berbeda, yakni pengguna dapat menyatakan bahwa mereka menginginkan kematian atas seseorang selama orang itu adalah tokoh publik, dan mereka tidak diberi tag di kiriman.

Baca Juga: Dukung Penanganan Pandemi, PT Kalbe Farma Turunkan Harga Obat Covid-19 Remdesivir 1,5 Juta Per Dosis

Hal itu dapat diartikan, Anda dapat mengunggah sebuah unggahan bila Anda inginkan Donald Trump mati selama Anda tidak mengekspos Trump sendiri pada seruan untuk kematian, penyakit serius, penyakit epidemi, atau kecacatan.***

 

 

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah