Jelang Pilpres AS 2020, Facebook Siapkan Langkah Antisipasi Peningkatan Risiko Kerusuhan Sipil

- 30 Oktober 2020, 17:38 WIB
Ilustrasi logo Facebook.*
Ilustrasi logo Facebook.* /Pixabay/Simon./

Selain itu langkah lain juga dilakukan, seperti melarang iklan politik baru, satu minggu sebelum pemilu berlangsung, dan memblokir iklan yang mencoba mendelegitimasi hasil pemilu. Serta melarang konten bermasalah, seperti grup yang berfokus pada teori konspirasi QAnon dan penolakan Holocaust.

Zuckerberg menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan Facebook, seperti adanya berbagai langkah pembatasan, bukan suatu perubahan atas prinsip Facebook dalam mendukung kebebasan berekspresi. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi peningkatan risiko kekerasan dan kerusuhan pasca pemilu Presiden Amerika Serikat akhir tahun nanti.

“Ini bukan perubahan dalam filosofi dasar kami atau dukungan kuat terhadap kebebasan berekspresi. Sebaliknya, ini adalah cerminan dari peningkatan risiko kekerasan dan kerusuhan,” ujar Zuckerberg.

Facebook tidak sendirian dalam mengantisipasi risiko kerusuhan sipil tersebut. Pada Kamis lalu, Walmart juga telah menarik senjata dan amunisi yang mereka jual dari toko-toko mereka, dimana barang-barang tersebut dipajang.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Pembunuhan di Gereja Prancis, Muslim Prancis Sampaikan Belasungkawa

Hal tersebut dilakukan pihak Walmart sebab muncul sejumlah insiden “kerusuhan sipil” yang terisolasi di beberapa daerah di sekitar Amerika Serikat.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x