Jelang Pilpres AS 2020, Facebook Siapkan Langkah Antisipasi Peningkatan Risiko Kerusuhan Sipil

- 30 Oktober 2020, 17:38 WIB
Ilustrasi logo Facebook.*
Ilustrasi logo Facebook.* /Pixabay/Simon./

PR DEPOK – Jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) pada 3 November 2020 mendatang, Facebook telah mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi peningkatan risiko potensi kerusuhan sipil.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pada Kamis, 29 Oktober 2020, dalam pembahasan pendapatan kuartal ketiga Facebook.

Zuckerberg mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keutuhan Amerika Serikat yang akan disebabkan dari munculnya kerusuhan sipil terkait hasil suara pemilihan presiden Amerika Serikat nanti.

Baca Juga: Rusia Sindir Prancis Soal Karikatur Nabi Muhammad SAW: Media Anti-Islam tak Akan Diizinkan Beredar

"Saya khawatir dengan bangsa kita yang begitu terpecah belah dan hasil pemilu yang berpotensi memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk diselesaikan, ada risiko kerusuhan sipil di seluruh negeri."

"Mengingat hal ini, perusahaan seperti kami harus melampaui apa yang telah kami lakukan sebelumnya," kata Zuckerberg, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman RRI.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, Zuckerberg mencatat langkah-langkah yang telah diambil Facebook dalam menanggapi peningkatan risiko kerusuhan sipil tersebut.

Langkah-langkah tersebut, yakni antara lain membantu pengguna Facebook untuk mendaftar guna memberikan suara, dan memberi pengguna Facebook informasi yang akurat tentang pemilu.

Baca Juga: Tanggapi Sindiran Hasto, Adian: Ambisi dan Imajinasi Menteri Lebih Berbahaya dari Demonstrasi

Selain itu langkah lain juga dilakukan, seperti melarang iklan politik baru, satu minggu sebelum pemilu berlangsung, dan memblokir iklan yang mencoba mendelegitimasi hasil pemilu. Serta melarang konten bermasalah, seperti grup yang berfokus pada teori konspirasi QAnon dan penolakan Holocaust.

Zuckerberg menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan Facebook, seperti adanya berbagai langkah pembatasan, bukan suatu perubahan atas prinsip Facebook dalam mendukung kebebasan berekspresi. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi peningkatan risiko kekerasan dan kerusuhan pasca pemilu Presiden Amerika Serikat akhir tahun nanti.

“Ini bukan perubahan dalam filosofi dasar kami atau dukungan kuat terhadap kebebasan berekspresi. Sebaliknya, ini adalah cerminan dari peningkatan risiko kekerasan dan kerusuhan,” ujar Zuckerberg.

Facebook tidak sendirian dalam mengantisipasi risiko kerusuhan sipil tersebut. Pada Kamis lalu, Walmart juga telah menarik senjata dan amunisi yang mereka jual dari toko-toko mereka, dimana barang-barang tersebut dipajang.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Pembunuhan di Gereja Prancis, Muslim Prancis Sampaikan Belasungkawa

Hal tersebut dilakukan pihak Walmart sebab muncul sejumlah insiden “kerusuhan sipil” yang terisolasi di beberapa daerah di sekitar Amerika Serikat.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x