Cek Fakta: Benarkah Virus Corona Sengaja Dimasukkan Ke Tubuh Melalui Rapid Test? Simak Faktanya

13 Mei 2020, 16:00 WIB
PEDAGANG dan pengunjung Pasar Baru Karawang menjalani rapid test masal.* /DODO RIHANTO/"PR"/

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah informasi beredar di Facebook dan pesan berantai melalui WhatsApp yang menyebutkan bahwa Virus Corona sengaja dimasukkan ke dalam tubuh melalui alat rapid test (tes cepat).

Informasi tersebut mengklaim bahwa tindakan itu sengaja dilakukan untuk menciptakan zona merah agar masyarakat tidak dapat bergerak.

Berdasarkan penelusuran Pikiranrakyat-depok.com yang dikutip dari Turn Back Hoax, menurut Juru Bicara Penanganan covid-19, Achmad Yurianto menyatakan bahwa informasi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan atau hoaks.

Baca Juga: Diludahi Orang Tak Dikenal, Seorang Petugas Tiket Kereta Api Meninggal karena Virus Corona

“Informasi yang tersebar di media sosial Facebook dan WhatsApp itu sebagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Informasi tersebut bermula dari tauran berita milik salah satu media dengan diberi judul "Kacau, Alat Rapid Test China Bikin Orang Negatif Jadi Positif Corona" yang di muat, pada 7 Mei 2020.

Berdasarkan penelusura, sebenarnya artikel tersebut mengulas tentang perbedaan hasil tes cepat Virus Corona atau covid-19 melalui metode rapid test dengan dengan hasil tes swab PCR, pada warga di dusun yakni Banjar Serokadan di Desa Abuan, Bangli, Bali.

Baca Juga: Terdampar di Lautan Selama 2 Bulan, Empat Orang di Kapal Royal Caribbean Pilih Akhiri Hidup

Hasil rapid test yang diuji pada 443 orang dinyatakan positif, sehingga Pemprov Bali melakukan isolasi satu dusun yang dihuni 1.210 orang warga.

Namun setelah diuji ulang dengan tes PCR, 275 orang malah dinyatakan negatif. Sementara hasil untuk 139 orang lain masih ditunggu hasil swab-nya.

Dalam artikel tersebut tidak terdapat kalimat yang menyatakan Virus Corona sengaja dimasukan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dan membuat zona merah covid-19.

Baca Juga: Rompi 'Koruptur' hingga Denda Rp 250.000, Denda yang Akan Diberikan kepada Pelanggar PSBB Jakarta

Oleh sebab itu, menurut Yurianto, klaim yang menyebutkan bahwa alat rapid test sudah dimasuki virus corona adalah klaim yang menyesatkan.

Hal itu diketahui setelah 443 orang yang di tes menggunakan rapid test positif setelah di tes ulang menggunakan PCR 275 orang malah dinyatakan negatif. Sementara hasil untuk 139 orang lain masih ditunggu hasil swab-nya.

Berikut narasi lengkap pesan tersebut:

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Muncul, Wuhan Rencanakan Pengujian Ulang untuk 11 Juta Penduduk

"KACAU KACAU KACAU KACAU APAKAH REZIM INI SENGAJA" Ini berita A1 karena ada ling Media yg mempertanggungjawabkan informasi yaitu Vivanews,"

"Rezim dengan sengaja tiap daerah diciptakan Zona merah agar masyarakat tidak bisa befarak dan tidak ada gerakan,"

"Setiap ada yang positip passti dinyatakan Zona merah, sehingga yg masyarakat yang tadinya negatip diupayakan untuk menjadi positip dengan cara memasukan covid-19 ke tubuh masyarakat melalui Rapid Test dengan dalih tes kesehatan,"

Baca Juga: Anak Paus Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Banten, Dugaan Kuat Akibat Cuaca Buruk

"Ketika masyarakat tidak bisa bergerak dan tidak ada gerakan maka Rezim akan semena mena bertindak untuk kepentingan kelompoknya." tulisnya.

Pesan tersebut juga menyertakan tautan berita milik salah satu media dengan diberi judul "Kacau, Alat Rapid Test China Bikin Orang Negatif Jadi Positif Corona" yang dipublikasikan pada 7 Mei 2020.

Oleh sebab itu, berdasarkan hasi penelusuran, klaim bahwa covid-19 sengaja dimasukkan ke tubuh masyarakat melalui rapid test ada klaim yang salah atau hoaks.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Mafindo

Tags

Terkini

Terpopuler