Cek Fakta: Mahathir Mohamad Dituding Sebut Siswa RI Tertinggal karena Belajar Agama, Simak Faktanya

- 29 November 2020, 13:26 WIB
Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad.
Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad. /Instagram @chedetofficial

PR DEPOK – Beredar Kabar Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa pelajar di Indonesia akan tertinggal dari negara-negara lainnya dalam penguasaan teknologi.

Kabar ini dibagikan ole akun Facebook bernama Raden Purbaya yang mengunggah sebuah foto Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad yang mengklaim ketertinggalan pelajar Indonesia dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama seperti menghafal ayat-ayat dan doa.

Unggahan yang mendapat 805 like dan dikomentari sebanyak 227 kali itu disertai narasi berikut.

Baca Juga: Fadli Zon Anggap Diplomasi Parlemen Bagian dari Diplomasi Total Indonesia, Kutip Pidato Bung Hatta

Informasi salah yang menyebut Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama.
Informasi salah yang menyebut Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama. Mafindo

“…PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains, umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirikan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi perintah dan mendirikan ngeara Syariah sebagai solusi semuanya… ”(Mahatir Muhammad)”

Mafindo melaporkan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com, klaim tersebut merupakan informasi yang salah atau hoaks.

Baca Juga: Habib Rizieq Kabur Saat Tengah Jalani Perawatan, RS UMMI Bogor Berikan Penjelasan

Faktanya, narasi yang terdapat dalam foto yang beredar itu tidak berdasar.

Berdasarkan hasil penelusuran, Mahathir Mohamad pernah berkomentar terkait pendidikan di negaranya sendiri.

Pernyataan Mahathir yang berhubungan dengan pendidikan dan pelajaran agama di Malaysia adalah perihal pengumuman pengurangan pendidikan agama dalam silabus sekolah Malaysia.

Baca Juga: Marak Kasus Penipuan, Bea Cukai Ungkap Salah Satunya Modus Lelang Barang Sitaan Melalui Medsos

Mahathir menjelaskan bahwa pembelajaran agama mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.

“Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekarang sekolah negara telah menjadi sekolah agama. Mereka belajar islam dan tidak belajar yang lainnya. Akibatnya, mereka yang lulus tidak mahir dalam mata pelajaran yang dibutuhkan untuk mereka mencari pekerjaan, tapi mereka menjadi ulama yang cakap,” tutur Mahathir Mohamad.

Kemudian, Mahathir memutuskan untuk mengurangi jam belajar pada mata pelajaran agama di sekolah-sekolah di Malaysia.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA Dapat Merusak DNA Manusia, Simak Faktanya

Menurutnya, pelajaran bahasa Inggris lebih penting untuk bekal siswa di masa depan.

“Belajar Bahasa Inggris sejak dini akan lebih berguna untuk masa depan dan pekerjaan mereka nantinya. Kalau mereka belajar agama terus-menerus, mereka akan tidak fasih dalam bidang lainnya dan berlomba-lomba menjadi ulama,” tutur Mahathir Mohamad.

Akibatnya, tambah Mahathir Mohamad, keadaan ini akan berpotensi memecah bangsa, karena para ulama ini akan berbeda pendapat satu sama lain.

Selain itu juga dikhawatirkan akan menciptakan kondisi yang menyesatkan.

Baca Juga: Antisipasi Pelanggaran Selama Rangkaian Pilkada, KPID Sulbar Bentuk Tim Pengawas Iklan Kampanye

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa klaim Perdana Menteri Malaysia menyatakan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama adalah tidak benar.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah