“Tidak meledak, kalau meledak pasti sudah buyar semua, dan suara ledakannya pasti terdeteksi, kemungkinan mengalami retakan,” ujar Hadi.
Serta menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen AL) Laksamana Pertama Julius Widjojono dirinya membantah akan klaim tersebut karena saat itu ia berada di lokasi saat pesawat P-Poseidon untuk melakukan operasi dan tidak mendengar adanya temuan ranjau bahwa laut tersebut.
“Salah besar. Di Peta Hidros (peta laut yang dikeluarkan oleh Pushidrosal) sudah tergambar dengan jelas daerah latihan kapal selam. Kalau ada ledakan pasti ada semburan air dari dalam laut, KRI-KRI sekitarnya pasti tahu. Kalau ledakan pasti banyak serpihan, kami tidak sulit cari posisi sunk-nya,” ujar Julius.
Dengan begitu, berdasarkan penelusuran tersebut maka klaim TNI menemukan banyak ranjau bawah laut di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402, merupakan hoaks dengan kategori konten menyesatkan.***