Hoaks atau Fakta: Beredar Video Terkuaknya Alasan China Dukung Penuh Presiden Jokowi, Simak Fakta Sebenarnya

- 10 Mei 2021, 21:01 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo /Twitter @setkabgoid/

PR DEPOK – Beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang mengklaim terkuaknya alasan China mendukung penuh Presiden Jokowi.

Pesan berantai tersebut berisi potongan-potongan dari beberapa video dan foto yang disusun untuk membangun narasi tersebut.

Namun, benarkah klaim terkuaknya alasan mengapa China mendukung penuh Presiden Joko Widodo tersebut?

Baca Juga: Soroti Para Penolak Hasil TWK, Ferdinand: Cenderung Kultuskan Novel Baswedan dan Hilangkan Peran Pimpinan KPK

Berdasarkan hasil penelusuran, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Mafindo, klaim pesan tersebut merupakan hoaks dan sengaja disusun untuk membangun kesimpulan yang menyesatkan.

Durasi awal video dalam pesan tersebut menunjukkan mengenai telepon Presiden Jokowi ke Presiden China, Xi Jinping.

Video mengklaim, bahwa telepon tersebut membahas tentang bantuan penanganan proyek strategis pangkalan militer di dekat Pulau Natuna dari Indonesia ke China.

Baca Juga: Ucapkan Belasungkawa Ustaz Tengku Zul Meninggal, Yusril Ihza: Rasanya Terlalu Cepat Sahabat Saya Pergi

Faktanya, percakapan Presiden Jokowi dengan Xi Jinping membahas tentang penanganan Covid-19.

Salah satu sumber video tersebut pernah ditayangkan KOMPAS TV pada 12 Februari 2020.

Adapun narasi yang sebenarnya mengenai video tersebut, yakni sebagai berikut.

” Presiden China Xi Jinping menelepon Presiden Jokowi pada Selasa, 11 Februari 2020 malam. Adapun isi percakapan dari kedua pemimpin negara ini masih terkait virus Corona.”

Baca Juga: Berduka Tengku Zul Meninggal Dunia, Ferdinand Ingatkan Publik: Masih Tetap Tak Percaya Covid-19? Sadarlah!

Kemudian, terdapat pula video lain yang disematkan untuk membangun kesimpulan yang menyesatkan mengenai proyek strategis pangkalan militer di dekat Pulau Natuna.

Video tersebut menampilkan seorang wartawan asing yang tengah meliput sebuah pulau dari dalam helikopter.

Faktanya, video tersebut merupakan video milik BBC News yang ditayangkan pada 16 Desember 2015.

Video tersebut bukan membahas mengenai Pulau Natuna, melainkan mengenai pulau buatan besar di rantai Pulau Spratly atau Kepulauan Nansha, gugus kepulauan di Laut China Selatan, yang tengah dibangun China.

Baca Juga: Raih Kesuksesan Lewat Ikatan Cinta, Kakak Amanda Manopo Ungkap Pembangunan Rumah Sang Adik di Jakarta Selatan

Pulau-pulau tersebut sulit dijangkau, tetapi koresponden BBC Rupert Wingfield-Hayes terbang dengan pesawat sipil kecil ke zona keamanan yang dideklarasikan sendiri di China, 140 mil di lepas pantai Filipina.

Selanjutnya, ada video yang menunjukkan pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Xi Jinping.

Faktanya, video tersebut merupakan video milik AP Archive yang ditayangkan pada 19 Mei 2017.

Baca Juga: Tampil Mewah dan Anggun, Luna Maya Kenakan Gelang Hermes dengan Harga Fantastis

Video tersebut sebenarnya menunjukkan pertemuan Jokowi dengan Xi Jinping di Beijing, China pada 14 Mei 2017.

Tidak hanya Presiden Jokowi, 28 kepala Negara lain juga turut berada di China saat itu untuk menghadiri Belt and Road Forum for International Cooperation hingga 15 Mei 2017.

Kemudian, terdapat pula foto yang menunjukkan pertemuan antara jajaran Pemerintah Indonesia dengan jajaran Pemerintah China.

Baca Juga: Dinyatakan Positif Covid-19, Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia

Faktanya, foto tersebut merupakan foto dari acara yang sama yakni Belt and Road Forum for International Cooperation.

Foto tersebut diunggah oleh Sekretariat Negara pada 15 Mei 2017, dengan narasi asli sebagai berikut.

Presiden @jokowi melakukan pertemuan bilateral dgn Presiden RRT Xi Jinping di East Hall, Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok 14/5.”

Baca Juga: Innalilahi, Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia Usai Terpapar Covid-19

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan dan penelusuran tersebut, maka klaim terkuaknya alasan China mendukung penuh Presiden Joko Widodo, merupakan hoaks dan masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x