Cek Fakta: Orang New Zealand Disebut Ramai-ramai Belajar Berwudu, Simak Faktanya

- 25 April 2020, 12:32 WIB
MASYARAKAT Selandia Baru memperingati tragedi penyerangan teroris di Christchurh pada Maret 2019.*
MASYARAKAT Selandia Baru memperingati tragedi penyerangan teroris di Christchurh pada Maret 2019.* /DANIEL NIELSEN/ARAB NEWS/

PIKIRAN RAKYAT - Beredar kabar di platform media sosial Facebook tentang masyarakat Selandia Baru yang ramai-ramai belajar berwudu.

Wudu adalah kegiatan membersihkan hadas kecil menggunakan air mengalir sebagai syarat melaksanakan salat.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Kemenkominfo, kabar tersebut dipastikan sebagai hoaks.

Kabar terkait masyarakat Selandia Baru yang ramai-ramai belajar berwudu pertama kali dibagikan pemilik akun Facebook Dewi Samingoen, Kamis 16 April 2020.

Baca Juga: Putuskan Kirim Ventilator ke Indonesia, Donald Trump: Teman Saya Joko Widodo

Pemilik akun Facebook Dewi Samingoen mengunggah video berdurasi sekira 2 menit. Video itu menggambarkan masyarakat yang tengah berjejer di lapangan sembari mengambil air mengalir dari sumbernya menggunakan kedua telapak tangan.

Bersama dengan video tersebut, pemilik akun Facebook Dewi Samingoen menuliskan narasi sebagai berikut.

"Kabar terbaru dari New Zealand. Subhanallah,,,, masyarakat New Zealand pd blajar Wudu. Dan Kumpul di Lapangan. Mereka Mulai Belajar dan Mendalami Islam. Kalau Allah Sudah Berkehendak,, ! Semua bisa terjadi. Allahu Akbar !! Sunguh Allah Maha Pembolak Balik Hati Manusia."

Baca Juga: Teka-teki Menghilangnya Kim Jong Un Selama Dua Pekan, Media Korea Utara Masih Bungkam

Menurut laporan Kemenkominfo dan dipublikasikan pula di situs Turn Back Hoax Mafindo, video tersebut merupakan potret masyarakat Selandia Baru yang sedang mengikuti acara peringatan tragedi penyerangan teroris di Christchurh, 19 Maret 2019.

Acara digelar seminggu usai tragedi penyerangan teroris di Christchurh. Acara digelar di Hagley Park, di seberang jalan masjid Al Noor, tempat 42 orang tewas dalam satu dari dua penembakan di masjid tersebut.

Pada 21 Maret 2019, Jerome Taylor menunggah momen acara peringatan kejadian tragis tersebut melalui akun Twitter @JeromeTaylor.

"Panggilan untuk salat bergema di Christchurch seminggu setelah pembantaian masjid kembar oleh seorang pengusung supremasi kulit putih. Pemandangan yang luar biasa dan teguran keras untuk kebencian terlepas hari itu," kata Jerome kepala seperti diberitakan AFP.

Arab News juga melaporkan, pada 22 Maret 2019, sejumlah orang memperingati tragedi terorisme di Selandia Baru di Hagley Park yang berada di seberang masjid Al Noor.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Kemenkominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x