Skema Pelatihan Kartu Prakerja akan Dilakukan secara Offline, Biaya Pelatihan Lebih Besar

1 Juli 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi Kartu Prakerja. /Prakerja.go.id

PR DEPOK – Pemerintah tengah mempersiapkan skema pelatihan Kartu Prakerja secara offline.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama pemangku kepentingan terkait saat masih berupaya mempersiapkan skema normal atau pelatihan Kartu Prakerja offline.

Adapun biaya pelatihan Kartu Prakerja offline nantinya akan semakin besar.

Baca Juga: Mengapa Jadwal Hari Raya Idul Adha 2022 di Indonesia dan Arab Berbeda? Ini Penjelasan Kemenag

Deputi Bidang Koordinasi ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan, fokus pelatihan Kartu Prakerja offline tidak lagi fokus pada bansos.

“Fokus utama skema normal pada peningkatan skill (keterampilan) penerimnaya,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Adapun upaya pengalihan skema pelatihan Kartu Prakerja offline mengingat Indonesia yang sudah memasuki masa endemi.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Juli 2022 Online

Pada masa ini, pelatihan Kartu Prakerja juga tetap dilakukan secara online dan hybrid.

Para pihak terkait saat ini sedang mendiskusikan rencana pelatihan Kartu Prakerja offline.

“Selama dua tahun program Kartu Prakerja sudah sukses dijalankan. Tentunya dengan kesuksesan, harapan yang sangat tinggi juga diemban untuk keberlanjutan ke depannya,” kata Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede.

Baca Juga: Link Live Streaming Persib vs PSS di Perempat Final Piala Presiden 2022 Hari Ini Jumat 1 Juli 2022

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengapresiasi program Kartu Prakerja yang diluncurkan saat Indonesia mengalami situasi sulit di awal pandemi Covid-19.

Program ini tidak hanya membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi, tetapi juga meningkatkan produktivitas, pengalaman, dan keterampilan penerima program melalui berbagai macam pelatihan yang ditawarkan.

“Saya sangat apresiasi. Yang daftar itu sampai saat ini sudah 115 juta, yang terverifikasi 84 juta, yang diterima 12,8 juta (orang). Besar sekali. Ini angka yang tidak kecil. (Sebanyak) 12,8 juta (orang) yang produktivitasnya meningkat, skill-nya meningkat, pengalaman kerjanya karena pelatihan ini menjadi meningkat,” ujarnya seperti dikutip dari Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Dimakamkan Hari Ini, Wapres Ma'ruf Amin Pimpin Salat Jenazah di Gedung Kemenpan RB

Program Kartu Prakerja hadir di 514 kabupaten/kota dengan populasi 56 persen tinggal di desa dan 49 persen populasi gender adalah perempuan, serta sekitar 3 persen merupakan penyandang disabilitas.

Presiden mengungkapkan, keberhasilan program Kartu Prakerja ini tidak dapat terwujud tanpa pemanfaatan platform digital yang dihasilkan oleh anak-anak muda Indonesia.

Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sebanyak 88,9 persen peserta Kartu Prakerja menyatakan dapat meningkatkan keterampilannya.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 35 Kapan Dibuka? Berikut Estimasi Tanggal Pendaftarannya

Presiden Jokowi juga mengingatkan, di tengah situasi sulit dan ketidakpastian global saat ini bangsa Indonesia dituntut untuk produktif.

Maka dari itu, upskilling dan reskilling sumber daya manusia (SDM) sangat penting bagi bangsa Indonesia.

“Kuncinya kemajuan negara ini adalah di sumber daya manusia, bukan di sumber daya alam. Sumber daya alam banyak tetapi kalau SDM-nya tidak mendukung nggak ada artinya. Tapi kalau sumber daya alamnya ada didukung oleh SDM yang baik seperti yang ada di kanan kiri saya ini, didukung, inilah yang akan nanti membuat negara ini maju,” ujar Kepala Negara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler