Demi Dongkrak Domestik Bruto, Bambang Soesatyo Dorong Kaum Muda di Desa Ikut Kontribusi dalam UMKM

27 Agustus 2020, 11:26 WIB
Ilustrasi pelaku UMKM/ /eat-halal

PR DEPOK - Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) memiliki peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian di Indonesia.

Hal tersebut diungkap oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo pada Kamis 27 Agustus 2020. 

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, Bambang Soesatyo mengajak kaum muda di Indonesia khususnya di daerah pedesaan untuk terjun dalam berbagai sektor UMKM. Sebab kontribusi sektor tersebut terhadap produk domestic bruto berpengaruh cukup besar mencapai angka 60 persen.

Baca Juga: Turki Temukan Cadangan Gas Alam di Laut Hitam, 8 WNI Disebut Ikut Berkontribusi dalam Penemuan

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang sangat meningkat, yakni mencapai angka 97 persen dari total tenaga kerja. Namun, kemampuan UMKM untuk menembus pasar ekspor masih terbilang rendah, hanya berada pada angka 14 persen.

"Maka, disini lah pera penting pemuda untuk berinovasi mendorong optimalisasi ekspor produk UMKM. Potensi pada pasar ekspor sangat besar, kurang lebih 7,4 miliar jiwa atau 28 kali lipat dari pasar domestik. Maka walaupun berusaha di pedesaan, pendapatan akan melebihi kota dan pasar akan mendunia” ujar Bambang Soesatyo.

Dengan seiring berkembangnya zaman yang menghadirkan era digital, geliat perekonomian juga dikatakan Bambang Soesatyo juga dipengaruhi penggunaan aplikasi teknologi.

Bambang Soesatyo menjelaskan, Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2019 lalu, transaksi melaui e-commerce di Indonesia mencapai angka Rp17,2 triliun.

Baca Juga: Dicairkan Jokowi Hari Ini, Cek Tahapan Pencairan Subsidi Rp600.000

"Kesimpulannya, Konsumen di Indonesia sudah mengenal digital, namun sangat disayangkan, data terakhir yang dihimpun Kementrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2018, jumlah UMK yang mampu terhubung dengan digital baru hanya berada 13 persen, atau sekitar 8,3 juta dari 64,19 juta unit UMKM,” ucapnya.

Namun sangat disayangkan , menurutnya pandemi COVID-19 dan ketidakberdayaan serta ketidakmampuan terhubung digital, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sekaligus organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi memperkirakan pada akhir bulan Desember 2020, sekitar setengah penggiat UMKM di Indonesia akan mengalam kebangkrutan.

Hal tersebut menjad acuan guna menyelamatkan UMKM untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini juga menjelaskan dalam program pemulihan ekonomi di tahun 2020 akibat pandemic Covid-19, berbagai fasilitas dari prmrtintah telah diberikan kepada penggiat UMKM.

Baca Juga: Tak Ada Sekolah yang Nyatakan Bersedia, Pembelajaran Tatap Muka di Kota Tasikmalaya Dibatalkan

“Rp35,15 triliun untuk subsidi bung, Rp28,06 triliun untuk insentif pajak dan 86 triliun untuk penjaminan modal kerja baru. Upaya bantuan tersebut dapat digunakan untuk generasi muda dalam mengembangkan usaha UMKM di 83.831 wilayah administrasi setingkat desa,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia.

Pengembangan program yang pernah dicetuskan oleh Wakil Presiden Ma’aruf Amin terkait program pengembangan potensi desam menjadi dewa (desa, wisata, agro) desa wisata industri (dewi), desa digital (dedi).

Menurut Wapres KH. Ma’aruf Amin, sawah , gunung, laut dan bentanagan keindahan alam lainnya, bisa dimanfaatkan setiap desa untuk mengembangkan program dewa, dewi, dedi tersebut.

“sehingga memberikan proses yang luar biasa dalam menyerap tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sekitar pedesaan,” Ungkap Wapres KH. Ma’aruf Amin.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler