Pasokan di Libya Bertambah, Harga Minyak Dunia Kembali Melemah

20 Oktober 2020, 09:07 WIB
Ilustrasi kilang minyak milik Arab Saudi. /

PR DEPOK – Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Harga minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Desember turun 31 sen ke level 42,62 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir perdagangan Senin, 19 Oktober 2020 waktu setempat atau Selasa, 20 Oktober 2020 WIB pagi.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turut mengalami penurunan 5 sen ke level 40,82 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: Tawarkan Gaji 6 Juta untuk Jaga Warung Nasi, Pemilik Akui Banyak Pelamar Mundur Usai Tahu Jam Kerja

Melemahnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini akibat tekanan dari kekhawatiran yang berlanjut atas lonjakan kasus positif virus corona di dunia yang berpotensi melemahkan permintaan.

Selain itu, melemahnya harga minyak dunia juga didorong oleh rencana Libya untuk meningkatkan produksi.

Para analis juga fokus pada pertemuan komite pemantauan menteri OPEC+ pada Senin, 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Dinilai Lingkaran Setan, Fahri Hamzah Sebut DPR Tak Indipenden, Bukan Wakil Rakyat Tapi Wakil Parpol

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan komite merekomendasikan untuk tetap berpegang pada kesepakatan global kelompok itu untuk mengurangi produksi minyak.

Arab Saudi yang merupakan salah satu anggota OPEC mengatakan tidak ada yang meragukan komitmen kelompok tersebut untuk memberikan dukungan.

Sementara itu, tiga sumber dari negara-negara produsen mengatakan peningkatan produksi yang direncanakan sejak Januari dapat dibatalkan apabila diperlukan.

Baca Juga: Klaim Vaksin Tak Hilangkan Virus, Pakar Prediksi Covid-19 Tak Akan Pernah Musnah Layaknya Malaria

OPEC+ membatasi produksi minyak sebesar 7,7 juta barel per hari.

Selain itu, kelompok tersebut juga berencana akan mengurangi pemotongan sebesar dua juta barel per hari lagi pada Januari 2021 mendatang.

"Tidak ada kejutan besar dari pertemuan OPEC+," kata analis senior di Price Futures Group di Chicago, Phil Flyyn seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Baca Juga: Usir Kejahatan, Uskup Agung Lakukan Eksorsisme terhadap Patung Santo Kontroversial di San Fracisco

"Mereka mengatakan semua hal benar, tetapi tidak ada kejutan besar sehingga pasar cukup stabil," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler