Perpanjang Kerugian, Kemenangan Joe Biden Seiring dengan Menurunnya Dolar Amerika Serikat

- 9 November 2020, 10:22 WIB
Ilustrasi mata uang Amerika Serikat dolar.
Ilustrasi mata uang Amerika Serikat dolar. /Pixabay/Geralt./

Dia juga menambahkan kata peringatan meskipun dengan S&P 500 yang tidak jauh dari posisi tertinggi sepanjang masa.

Menurut analis National Australia Bank, Tapas Strickland, Ekuitas rally keras dalam minggu lalu, dengan S& P500 naik sebanyak 7.3 persen, mencatat kenaikan terbaik dalam minggu pemilihan sejak 1932.

Analis juga memperingatkan kemungkinan semakin sulitnya dimulai dari sini karena investor akan fokus pada kemampuan Joe Biden untuk memperluas stimulus fiskal dan langkah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Seperti diketahui, AS menghadapi jumlah rekor baru infeksi Covid-19 pada minggu lalu, dengan jumlah total kasus yang mendekati 10 juta.

Baca Juga: Soal Kasus Sengketa Tanah di Cakung, Tenaga Ahli Pertanyakan Penuntut tak Masukan Hasil Investigasi

Tak hanya itu, menurut para analis, meski pemerintahan terbagi (Republik dan Demokrat), tapi rencana stimulus fiskal masih dimungkinkan.

Meski sebenarnya paket yang lebih besar kemungkinannya kecil. Sehingga mendapat sorotan pada Federal Reserve AS agar berbuat lebih banyak untuk mendukung ekonomi terbesar di dunia itu.

Akibatnya, dolar telah melemah USD dalam beberapa hari terakhir. Sementara proksi pertumbuhan seperti dolar Australia (AUD) telah reli dengan kepresidenannya Joe Biden yang terlihat cenderung tak konfrontatif dalam perdagangan.

Dolar melemah terhadap yen Jepang JPY = di 103.25 setelah sepat tergelincir sekitar 1.3 persen di minggu lalu.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut Partisipasi Publik Sangat Dibutuhkan dalam Penyusunan RPP UU Cipta Kerja

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x